Tag Archives: MotoGP

Davide Tardozzi Bangga Duetkan Francesco Bagnaia Dengan Marc Márquez Di MotoGP

Jakarta – Davide Tardozzi, manajer tim Ducati di MotoGP, mengungkapkan kebanggaannya terkait kemungkinan besar duet antara Francesco Bagnaia dan Marc Márquez di tim Ducati di masa depan. Tardozzi percaya bahwa kolaborasi antara dua pembalap top dunia ini dapat menjadi kunci kesuksesan Ducati di ajang MotoGP, serta membuka era baru dominasi tim asal Italia tersebut.

Menurut Tardozzi, menggabungkan Francesco Bagnaia, yang telah membawa Ducati meraih gelar juara dunia MotoGP 2023, dengan Marc Márquez, juara dunia enam kali, akan menciptakan kombinasi kekuatan yang luar biasa. “Francesco telah menunjukkan kualitas luar biasa dengan Ducati, sementara Marc adalah pembalap yang memiliki kemampuan luar biasa untuk mengembangkan motor dan strategi balap,” kata Tardozzi. Duet ini, menurutnya, dapat meningkatkan performa tim Ducati dan memberikan tantangan lebih besar bagi lawan-lawannya di MotoGP.

Tardozzi juga menegaskan bahwa masa depan Ducati di MotoGP sangat cerah dengan hadirnya kedua pembalap ini. “Kami yakin bahwa dengan duet Bagnaia dan Márquez, kami akan memiliki tim yang sangat kuat. Ducati terus berinovasi, dan dengan pembalap terbaik di dunia, kami memiliki potensi besar untuk mendominasi MotoGP dalam beberapa tahun ke depan,” ungkap Tardozzi. Ducati sudah membuktikan dirinya sebagai tim yang kompetitif, dan dengan tambahan Márquez, tim ini diyakini akan semakin sulit dikalahkan.

Meskipun Marc Márquez belum resmi bergabung dengan Ducati, Tardozzi melihat peluang kerjasama ini sebagai langkah strategis yang saling menguntungkan. “Márquez adalah pembalap yang dapat membawa banyak pengetahuan teknis dan pengalaman balap yang sangat berharga bagi tim. Kolaborasi antara pembalap muda seperti Bagnaia dan pembalap berpengalaman seperti Márquez akan mempercepat perkembangan motor dan strategi tim Ducati,” lanjutnya. Tardozzi berharap kolaborasi ini dapat terwujud dalam waktu dekat, mengingat potensi besar yang dimiliki kedua pembalap tersebut.

Jika duet ini benar-benar terwujud, hal tersebut tidak hanya akan memperkuat Ducati, tetapi juga meningkatkan persaingan di MotoGP. Keberadaan dua pembalap top di tim yang sama pasti akan menambah daya tarik dan intensitas di ajang balap paling bergengsi di dunia tersebut. Tardozzi optimis bahwa dengan duet Bagnaia dan Márquez, Ducati akan terus berkembang dan menjadi tim yang tak terbendung di masa depan.

Tim Yamaha Harus Menunggu Hingga Tengah Musim MotoGP 2025 Guna Bisa Pakai Mesin Baru Setara Ducati

Tim Yamaha MotoGP dipastikan harus menunggu hingga tengah musim 2025 sebelum dapat menggunakan mesin baru yang diharapkan bisa setara dengan performa mesin Ducati yang dominan. Pengumuman ini disampaikan oleh Direktur Tim Yamaha, Lin Jarvis, pada konferensi pers yang diadakan pada Senin (09/12) setelah sesi evaluasi pasca musim 2024.

Menurut Jarvis, meskipun Yamaha telah melakukan sejumlah pembaruan dan pengujian pada prototipe mesin baru, tim akan mengalami keterlambatan dalam memperkenalkan mesin tersebut ke balapan resmi. “Kami sangat berharap bahwa mesin baru ini dapat membawa kami lebih dekat ke level kompetitif seperti Ducati. Namun, kami harus realistis dan menyadari bahwa pengembangan mesin ini memerlukan waktu yang lebih panjang,” ujarnya.

Yamaha mengalami kesulitan dalam menandingi dominasi Ducati, yang telah menunjukkan performa luar biasa dengan mesin Desmosedici di beberapa musim terakhir. Mesin Ducati dinilai sangat kuat dalam hal akselerasi dan kecepatan di lintasan lurus, sementara Yamaha masih berjuang dengan kestabilan dan daya cengkeram pada beberapa sirkuit.

Meski demikian, Jarvis tetap optimis dengan pengembangan yang dilakukan. “Kami tidak akan terburu-buru. Kami berencana untuk menggunakan mesin baru pada tengah musim 2025, yang memungkinkan kami untuk menyesuaikan dengan kondisi nyata di lintasan. Kami berharap mesin ini akan membawa kami kembali ke jalur kemenangan,” tambahnya.

Sementara itu, pembalap Yamaha seperti Fabio Quartararo dan Franco Morbidelli berharap mesin baru ini dapat memberikan mereka keunggulan teknis yang diperlukan untuk bersaing dengan para pembalap Ducati yang sangat dominan. Para penggemar dan tim berharap langkah ini dapat memperkuat daya saing Yamaha di sisa musim 2025.

Pembalap Pecco Bagnaia Usul Ada Poin Bonus Di MotoGP

Milan — Francesco “Pecco” Bagnaia, pembalap Ducati yang baru saja meraih gelar juara dunia MotoGP, mengusulkan adanya sistem poin bonus di ajang balap motor paling bergengsi di dunia tersebut. Usulan ini bertujuan untuk memberikan insentif tambahan bagi pembalap yang menunjukkan performa luar biasa selama musim berlangsung. Bagnaia percaya bahwa penambahan poin bonus dapat membuat persaingan di MotoGP semakin menarik dan lebih adil bagi para pembalap yang tampil konsisten sepanjang musim.

Menurut Bagnaia, sistem poin bonus yang diusulkan akan diberikan kepada pembalap yang berhasil mencatatkan hasil terbaik di setiap seri tertentu, seperti melakukan lap tercepat, meraih pole position, atau bahkan mencatatkan catatan waktu terbaik dalam sesi latihan. Sistem ini dianggap dapat memberikan dorongan ekstra bagi pembalap untuk tampil maksimal di setiap balapan dan meningkatkan elemen strategi dalam kejuaraan. Bagnaia menyatakan bahwa langkah ini dapat menambah daya tarik bagi penggemar dan memberi penghargaan bagi mereka yang konsisten tampil di level tertinggi.

Bagnaia menambahkan bahwa usul poin bonus ini tidak hanya menguntungkan pembalap individu, tetapi juga tim yang berada di belakang mereka. Dengan adanya poin tambahan untuk hasil-hasil tertentu, tim-tim besar yang memiliki teknologi dan sumber daya lebih besar akan semakin terdorong untuk memberikan yang terbaik di setiap aspek balapan. Ini juga membuka peluang bagi pembalap muda atau pembalap yang mungkin tidak berada di tim besar, tetapi mampu menunjukkan performa luar biasa, untuk meraih poin tambahan dan semakin memperkecil jarak dengan pembalap papan atas.

Usulan Bagnaia mendapat perhatian dari banyak pihak, termasuk para penggemar dan pengamat MotoGP. Beberapa penggemar mendukung ide ini, karena mereka percaya hal tersebut akan membuat persaingan semakin ketat dan tidak hanya berfokus pada hasil akhir balapan. Namun, ada juga pihak yang mengingatkan pentingnya menjaga keseimbangan dalam sistem poin, agar tidak mengubah esensi dari ajang balap itu sendiri. Pihak penyelenggara MotoGP sendiri belum memberikan respons resmi mengenai kemungkinan penerapan sistem poin bonus ini pada musim berikutnya.

Jika usulan ini diterima, ini bisa menjadi salah satu perubahan besar dalam regulasi MotoGP di masa depan. MotoGP memang dikenal sebagai ajang balap yang selalu berinovasi dalam hal aturan dan format balapan untuk meningkatkan kualitas kompetisi. Poin bonus bisa menjadi salah satu cara untuk terus meningkatkan daya tarik ajang balap ini, sekaligus memberikan kesempatan yang lebih adil bagi semua pembalap. Ke depannya, pengumuman resmi terkait regulasi baru ini kemungkinan akan ditunggu oleh seluruh komunitas MotoGP.

Marc Marquez Bagikan Pengalaman Baru Sejak Bergabung Dengan Gresini Racing

Marc Marquez, pembalap MotoGP asal Spanyol, baru-baru ini berbagi pengalaman menarik mengenai penerimaan para penggemar MotoGP Italia sejak ia memutuskan bergabung dengan tim Gresini Racing yang menggunakan mesin Ducati. Ia mengungkapkan bahwa atmosfer yang lebih ramah dan hangat di kalangan fans Italia menjadi salah satu alasan positif yang dia rasakan sejak menjadi bagian dari tim tersebut pada musim 2024.

Selama bertahun-tahun, Marquez dikenal sebagai pembalap yang sering terlibat dalam persaingan ketat dengan pembalap Italia di MotoGP. Namun, sejak beralih ke Gresini Racing, ia merasakan perubahan signifikan dalam hubungan dengan tim dan penggemar Italia. Marquez mengakui bahwa tim Gresini dan Ducati telah memberikan dukungan penuh kepadanya, dan ini menciptakan ikatan yang lebih baik dengan para penggemar, baik di dalam maupun luar lintasan.

Bergabung dengan tim yang menggunakan mesin Ducati memberi Marquez kesempatan untuk beradaptasi dengan motor yang lebih kompetitif. Ducati terkenal dengan mesin yang kuat dan performa stabil di lintasan. Marquez, yang sebelumnya sempat mengalami berbagai cedera, menyatakan bahwa dengan dukungan tim dan motor Ducati, ia merasa lebih percaya diri dan siap bersaing kembali di level tertinggi. Hal ini juga berkontribusi pada rasa diterima yang lebih baik oleh fans Italia, yang kini mendukungnya dengan lebih hangat.

Pernyataan Marquez ini juga menunjukkan adanya perubahan dalam persepsi penggemar Italia terhadap dirinya. Selama ini, banyak penggemar Italia yang lebih mendukung pembalap lokal, seperti Valentino Rossi dan Francesco Bagnaia. Namun, Marquez mengakui bahwa setelah bergabung dengan Gresini dan Ducati, ia merasa diterima lebih baik oleh penggemar Italia, yang selama ini dikenal sangat fanatik terhadap pembalap mereka.

Dengan atmosfer yang semakin positif, Marquez berharap musim depan bisa memberikan hasil yang lebih baik. Ia juga menyatakan bahwa hubungan yang terjalin dengan tim Gresini dan Ducati serta dukungan dari para penggemar Italia akan menjadi motivasi tambahan untuknya dalam mencapai hasil maksimal di MotoGP. Ia berharap dapat memberikan performa terbaik, membayar kepercayaan yang telah diberikan oleh tim dan para penggemarnya.

KTM di Ambang Kebangkrutan, Akankah Tinggalkan MotoGP?

KTM kini menghadapi krisis finansial yang mengancam keberlangsungan mereka di ajang MotoGP. Kondisi ini memicu spekulasi tentang kemungkinan pabrikan asal Austria ini mundur dari balapan motor paling bergengsi tersebut.

Isu bangkrutnya KTM mencuat setelah mereka memutuskan untuk menunda proyek pengembangan motor dengan regulasi baru yang direncanakan untuk MotoGP 2027. Menurut laporan media Jerman, Motorsport Magazin, KTM AG kini tengah berada dalam tekanan finansial yang signifikan, berdampak pada anak perusahaannya, KTM Components dan KTM Research and Development.

Krisis Finansial KTM

Krisis yang dialami KTM AG berdampak pada lebih dari 3.600 karyawan, yang kini terancam kehilangan pekerjaan. Menurut laporan, perusahaan ini memiliki utang gabungan sebesar 2,9 miliar Euro (sekitar Rp48,5 triliun), dengan 1,8 miliar Euro (sekitar Rp30,15 triliun) berasal dari KTM AG sendiri.

Untuk mengatasi krisis ini, KTM telah melakukan perombakan organisasi, termasuk menghilangkan 500 pekerjaan tambahan sebelum akhir tahun 2024, setelah sebelumnya memberhentikan ratusan karyawan lainnya. Selain itu, mereka juga berencana untuk mengurangi produksi dan menerapkan pengurangan jam kerja karena lebih dari 100 ribu unit motor mereka tidak terjual.

Biaya Tinggi di MotoGP

MotoGP menjadi salah satu tantangan finansial terbesar bagi KTM, dengan pengeluaran mencapai 70 juta Euro (sekitar Rp1,17 triliun) per musim. Angka ini belum termasuk biaya untuk mendukung program pembinaan pembalap muda melalui ajang seperti Moto3, Moto2, dan Red Bull Rookies Cup.

Dalam upaya menekan biaya, KTM dikabarkan akan memangkas dukungan finansial untuk tim di kelas lebih rendah dan mengalihkannya ke tim satelit. Mereka juga tengah mengevaluasi keikutsertaan mereka di ajang Red Bull Rookies Cup, di mana banyak pembalap mereka justru membela pabrikan lain.

Komitmen untuk MotoGP 2025

Meski berada dalam tekanan, Direktur KTM Pit Beirer memastikan bahwa KTM masih akan berkompetisi di MotoGP setidaknya hingga musim 2025. Proyek pengembangan motor untuk musim tersebut telah selesai dan siap digunakan.

“Untungnya, motor untuk musim depan sudah siap. Ini sangat membantu kami di tengah situasi saat ini,” ujar Beirer.

Tantangan Regulasi Baru MotoGP

Pada 2027, MotoGP akan mengadopsi regulasi baru yang mencakup pelarangan perangkat ketinggian, pengurangan penggunaan perangkat aerodinamis, serta perubahan kapasitas mesin dari 1.000 cc menjadi 850 cc. Regulasi ini memaksa tim pabrikan merancang motor yang hampir sepenuhnya baru, yang berarti peningkatan biaya yang signifikan.

Karena alasan ini, KTM memutuskan untuk menunda proyek motor baru mereka hingga waktu yang belum ditentukan.

“Rencana pengembangan ini ditunda sampai kami mendapatkan kejelasan tentang langkah yang harus diambil,” jelas Beirer.

Masa Depan KTM di MotoGP

Dengan situasi keuangan yang belum stabil, ada kemungkinan KTM akan meninggalkan MotoGP di masa depan, terutama jika krisis mereka terus berlanjut. Namun, laporan terbaru menyebutkan bahwa KTM masih berkomitmen untuk tetap berkompetisi hingga kontrak mereka dengan Dorna Sports berakhir pada 2026.

Meskipun mereka memiliki opsi untuk mundur tanpa sanksi pada tahun tersebut, KTM belum menunjukkan indikasi untuk segera keluar dari MotoGP. Situasi ini juga berlaku bagi pabrikan lain seperti Ducati, Aprilia, Yamaha, dan Honda, yang juga harus beradaptasi dengan tantangan regulasi baru.

Reaksi Cuek Marc Marquez Saat Diprediksi Adik Valentino Rossi Jadi Next Juara MotoGP Lagi

Madrid – Marc Marquez, juara dunia MotoGP enam kali, terlihat tidak terlalu terpengaruh dengan prediksi yang menyebutkan adik Valentino Rossi, Luca Marini, berpotensi menjadi juara MotoGP 2025. Meskipun banyak pihak menilai bahwa Marini akan menjadi salah satu pesaing utama tahun depan, Marquez menunjukkan sikap cuek dan santai terhadap prediksi tersebut, bahkan tampak tidak terpengaruh dengan komentar-komentar yang beredar.

Luca Marini, yang merupakan adik dari legenda MotoGP, Valentino Rossi, tengah mendapat perhatian besar setelah tampil impresif di musim 2024. Banyak pengamat olahraga dan mantan pembalap, termasuk Rossi, yang memprediksi bahwa Marini akan menjadi salah satu calon kuat juara pada musim mendatang. Dengan pengalaman yang semakin matang dan dukungan tim yang solid, Marini dianggap siap untuk mengukir sejarah baru di dunia balap.

Namun, Marc Marquez menunjukkan reaksi yang lebih tenang dan tidak terbawa arus prediksi tersebut. Kepada awak media, Marquez mengatakan bahwa dirinya lebih memilih untuk fokus pada persiapannya sendiri dan tidak terlalu peduli dengan prediksi tentang siapa yang akan jadi juara. “MotoGP adalah kompetisi yang sangat ketat, dan saya lebih fokus pada bagaimana saya bisa tampil lebih baik lagi. Saya tidak memikirkan prediksi orang lain,” ujar Marquez dengan nada santai.

Meskipun terkesan cuek, Marquez tetap menunjukkan sikap kompetitif dan kepercayaan diri yang tinggi. Pembalap asal Spanyol ini mengatakan bahwa dirinya tidak pernah meremehkan pesaing, termasuk Marini, yang merupakan pembalap muda dengan potensi besar. Marquez juga menegaskan bahwa pada akhirnya, hanya penampilan di lintasan yang akan menentukan siapa yang pantas menjadi juara, bukan prediksi di luar sana.

Dengan persaingan yang semakin ketat di MotoGP, reaksi cuek Marquez mencerminkan mental juara sejati yang lebih memilih bertarung di atas motor daripada membuang waktu untuk memikirkan prediksi dan spekulasi. Ia siap untuk kembali bersaing dan membuktikan kemampuannya di musim 2025.

Pembalap Bagnaia Puas Dengan Hasil Latihan Bebas Di GP Barcelona 2024

Pada 16 November 2024, pembalap Ducati, Francesco “Pecco” Bagnaia, menyatakan kepuasan atas hasil yang ia raih dalam sesi latihan bebas pertama (FP1) dan kedua (FP2) di GP Barcelona. Bagnaia mencatatkan waktu yang sangat kompetitif, memperlihatkan dominasinya di sirkuit Catalunya. Pembalap asal Italia itu merasa percaya diri dengan performa motornya yang telah disesuaikan dengan karakteristik sirkuit, meskipun cuaca yang panas memberikan tantangan tersendiri. Bagnaia berharap bisa melanjutkan tren positif ini hingga sesi kualifikasi dan balapan utama.

Bagnaia mengungkapkan bahwa tim Ducati bekerja keras selama sesi latihan untuk mengoptimalkan setelan motor Desmosedici. Penyesuaian dilakukan agar motor dapat beradaptasi dengan sirkuit Barcelona yang memiliki banyak tikungan tajam dan perubahan elevasi. Pada sesi FP2, Bagnaia bahkan sempat mencatatkan lap tercepat, yang semakin mempertegas keyakinannya akan kemampuan motor Ducati. Meski demikian, ia tetap mengingat pentingnya fokus pada setiap sesi untuk memastikan kesiapan sepenuhnya menjelang balapan.

Meski puas dengan hasil latihan bebas, Bagnaia menyatakan bahwa ia tidak ingin terbawa euforia dan tetap fokus pada kualifikasi yang akan menentukan posisi start. Sebagai pemimpin klasemen sementara MotoGP 2024, ia berharap bisa mempertahankan performa terbaiknya di GP Barcelona. Dengan motivasi tinggi dan persiapan matang, Bagnaia berharap dapat meraih podium dan memperkuat posisinya dalam perebutan gelar juara dunia.

Jorge Martin Kagumi Ketenangan Francesco Bagnaia dalam Persaingan Sengit MotoGP

Jorge Martin menjadi sorotan menjelang akhir musim MotoGP 2024. Secara terbuka, ia mengungkapkan kekagumannya pada ketenangan rival utamanya, Francesco Bagnaia.

Martin dan Bagnaia, atau yang akrab disapa “Pecco,” telah bersaing ketat untuk meraih gelar juara MotoGP selama dua musim terakhir. Di musim 2023, Bagnaia berhasil mempertahankan gelarnya bersama tim pabrikan Ducati.

Namun, di musim 2024 ini, persaingan semakin memanas. Dengan hanya satu seri tersisa, Martin – yang dijuluki “Martinator” – memimpin klasemen dengan keunggulan 24 poin atas Bagnaia. Hal ini menjadikan Martin kandidat kuat untuk meraih gelar juara di seri final GP Barcelona yang digelar pada 15-17 November 2024.

Meskipun keduanya bersaing ketat hingga seri terakhir, mereka tetap menunjukkan sikap saling menghormati. Martin bahkan menyatakan kekagumannya pada sikap tenang Bagnaia, yang berbeda jauh dengan karakternya yang lebih emosional. Menurut Martin, ketenangan Bagnaia merupakan kualitas yang sangat berharga dalam balapan MotoGP.

“Menurut saya, dia memiliki ketenangan yang luar biasa. Dia seorang pembalap yang bisa tetap tenang dan tidak terbawa emosi, berbeda dengan saya yang lebih cenderung impulsif,” ungkap Martin dalam wawancara yang dikutip dari Motosan, Selasa (12/11/2024).

Martin mengakui bahwa ketenangan yang dimiliki Bagnaia telah berperan besar dalam keberhasilannya meraih dua gelar juara di kelas utama MotoGP. Sebaliknya, karakter Martin yang lebih berapi-api sering kali membuatnya kesulitan dalam mengelola situasi tertentu saat balapan.

“Di saat-saat tertentu, menjaga ketenangan dan menanti waktu yang tepat untuk melakukan serangan menjadi sangat penting. Itu adalah bagian yang sulit bagi saya, karena saya lebih mudah terbawa emosi,” ujar Martin, pembalap asal Spanyol.

Martin juga mengakui bahwa kecenderungannya untuk memberikan segalanya di awal balapan terkadang merugikannya di akhir. ” Dalam hal itu, Bagnaia lebih kuat, dan saya menghargainya karena sudah dua kali menjadi juara MotoGP,” tambah Martin.

Selain itu, Martin menyebut bahwa Bagnaia berada di tim pemenang dengan pengalaman yang matang, sementara ia dan timnya masih tergolong baru dalam persaingan perebutan gelar juara. “Dia berada di tim pemenang, sedangkan kami di sini masih pendatang baru, namun kami sangat antusias,” ujar Martin.

Kini, semua mata tertuju pada persaingan antara Jorge Martin dan Francesco Bagnaia untuk menentukan siapa yang akan menjadi juara MotoGP 2024. Siapakah yang akan meraih kemenangan musim ini?

Michele Pirro Gantikan Diggia Pada Putaran Final MotoGP 2024

Pada putaran final MotoGP 2024 yang berlangsung di sirkuit Valencia, Michele Pirro, pembalap penguji Ducati, akan menggantikan Fabio Di Giannantonio (Diggia) yang sebelumnya dijadwalkan tampil. Keputusan ini diumumkan pada 12 November 2024, setelah adanya evaluasi terkait performa dan kondisi fisik Di Giannantonio menjelang balapan terakhir musim ini.

Fabio Di Giannantonio yang membela tim Gresini Racing Ducati, menghadapi masalah fisik dan hasil yang kurang memuaskan di beberapa seri terakhir. Hal ini menyebabkan tim Gresini Racing dan Ducati untuk mempertimbangkan opsi lain demi mengoptimalkan performa di putaran final. Pirro, yang selama ini menjadi bagian integral dari tim Ducati sebagai penguji, akhirnya dipilih untuk menggantikan posisi Diggia di balapan penutup musim ini.

Michele Pirro, yang telah lama berperan sebagai pembalap uji dan pengembang untuk Ducati, memiliki pengalaman yang sangat luas di MotoGP. Meskipun bukan pembalap utama, Pirro telah banyak berkontribusi dalam pengembangan motor Ducati dan sering kali dipanggil untuk menggantikan pembalap lain dalam situasi darurat. Pengalaman Pirro di sirkuit-sirkuit MotoGP akan menjadi keuntungan besar bagi Ducati, terutama dalam menghadapi balapan yang krusial seperti di Valencia.

Tim Gresini Racing dan Ducati menyambut keputusan ini dengan positif. Mereka optimis Pirro dapat memberikan performa yang maksimal di Valencia dan membantu tim untuk meraih hasil terbaik. Sementara itu, Fabio Di Giannantonio sendiri mengungkapkan rasa terima kasih kepada tim dan berharap dapat kembali ke kondisi terbaiknya di musim depan.

Keputusan untuk menggantikan Di Giannantonio dengan Michele Pirro pada putaran final ini menambah dinamika di MotoGP 2024. Meskipun ada ketidakpastian mengenai hasilnya, keputusan ini jelas menunjukkan pentingnya strategi tim dalam mencapai performa terbaik di setiap kesempatan.

Bos Ducati Bahkan Sudah Bayangkan Jorge Martin Pakai Motor Aprilia Dengan No 1

Pada 10 November 2024, direktur tim Ducati, Paolo Ciabatti, mengungkapkan pandangannya tentang masa depan Jorge Martin, yang saat ini membalap untuk tim Pramac Ducati. Meski Martin masih terikat kontrak dengan Ducati, Ciabatti mengatakan bahwa dirinya sudah mulai membayangkan skenario yang melibatkan pembalap Spanyol tersebut dengan tim rival, Aprilia, di masa depan, bahkan dengan status juara dunia dengan nomor motor 1.

Jorge Martin, yang saat ini menjadi salah satu pembalap tercepat di grid MotoGP, sedang menjadi incaran sejumlah tim papan atas, termasuk Aprilia. Pembalap berusia 23 tahun ini tampil mengesankan di musim 2024 dengan hasil-hasil podium yang konsisten dan kemenangan yang memikat, sehingga banyak yang memprediksi bahwa ia akan menjadi salah satu kandidat kuat juara dunia dalam beberapa tahun ke depan. Ciabatti mengakui bahwa meskipun Martin sangat berpotensi, Ducati juga harus bersiap menghadapi kemungkinan jika pembalap tersebut memilih untuk bergabung dengan tim lain di masa depan.

Namun, Ciabatti menegaskan bahwa Ducati saat ini masih memprioritaskan Jorge Martin sebagai bagian dari strategi tim mereka. Ducati berkomitmen untuk memberikan dukungan maksimal agar Martin tetap berada dalam tim, dengan harapan ia akan terus bersaing untuk merebut gelar juara dunia pada musim-musim mendatang. Meski demikian, Ciabatti tak menutup kemungkinan bahwa Martin, dengan talenta besar yang dimilikinya, bisa saja bergabung dengan tim lain jika kesempatan itu datang, termasuk Aprilia yang kini menunjukkan performa impresif.

Kepindahan Martin ke Aprilia, yang membawa status juara dunia dengan nomor 1, masih menjadi spekulasi. Namun, apa pun yang terjadi, Ciabatti percaya bahwa Martin akan terus menjadi pembalap top di MotoGP. Ducati pun akan terus berupaya agar Martin tetap menjadi bagian penting dari tim mereka dalam upaya mempertahankan dominasi di kejuaraan dunia MotoGP.