Tag Archives: Francesco Bagnaia

https://recortesdamoda.com

Alex Marquez Rebut Puncak Klasemen MotoGP 2025 Setelah Kemenangan Perdana di Jerez

Marc Marquez yang sebelumnya memimpin kompetisi MotoGP 2025 kini tergeser dari posisi puncak setelah mengalami nasib kurang beruntung di Sirkuit Jerez, Jerez de la Frontera, Spanyol, pada Minggu (27/4/2025). Insiden tersebut membuat kedudukan Marc Marquez tergeser, sementara adiknya, Alex Marquez, memanfaatkan kesempatan ini dengan sangat baik dan berhasil meraih kemenangan pertama dalam kariernya di kelas utama MotoGP, sebuah pencapaian yang telah lama dinantikannya.

Alex Marquez, yang memulai balapan dari posisi keempat, menunjukkan kehebatan dengan menaklukkan dua pembalap top, Fabio Quartararo dan Francesco Bagnaia. Dengan strategi yang tepat, Alex berhasil merebut posisi teratas dan meraih kemenangan yang sangat berarti. Kemenangan tersebut membuat pembalap Gresini Racing ini mengumpulkan total 140 poin, yang cukup untuk merebut puncak klasemen sementara MotoGP 2025. Dia unggul tipis satu angka dari Marc Marquez yang harus rela turun ke peringkat kedua dengan 139 poin.

Setelah balapan, Alex Marquez terlihat sangat gembira dan mengungkapkan perasaannya dengan penuh semangat. “Saya sangat senang, sangat bahagia!” kata Alex yang dikutip oleh Bolasport dari Motosan.es. “Memenangkan balapan pertama saya di sini adalah hal luar biasa, tak bisa digambarkan dengan kata-kata.” Dengan nada bercanda, Alex menambahkan, “Saya sekarang adalah orang yang paling bahagia di dunia, bahkan lebih bahagia daripada warga Catalan.” Dengan kemenangan ini, Alex Marquez semakin menegaskan bahwa ia siap bersaing di level tertinggi MotoGP, bahkan menantang saudaranya sendiri, Marc Marquez, untuk meraih gelar juara dunia.

Alex Marquez Pecahkan Rekor Putaran Jerez dan Dominasi Hari Pertama MotoGP Spanyol

Pembalap Gresini Racing, Alex Marquez, tampil gemilang di Sirkuit Jerez, Spanyol, dengan memecahkan rekor putaran sepanjang masa yang sebelumnya dipegang oleh Francesco Bagnaia. Dalam sesi latihan MotoGP Spanyol 2025 pada Jumat, Alex mencatatkan waktu 1 menit 35,991 detik, mengalahkan catatan Bagnaia dari tahun 2024 yang berada di angka 1 menit 36,025 detik.

Prestasi Alex di sesi latihan ini membawanya unggul tipis atas Bagnaia dengan selisih 0,103 detik dan Franco Morbidelli dari tim Pertamina Enduro VR46 dengan selisih 0,162 detik. Di bawah ketiganya, pembalap lain seperti Marc Marquez, Fabio Quartararo, Fermin Aldeguer, Johann Zarco, Pedro Acosta, Fabio Di Giannantonio, dan Joan Mir juga tampil kuat dan berhasil mengamankan tiket ke kualifikasi kedua (Q2) untuk bersaing di 12 posisi start terdepan.

Hari pertama di Jerez terasa sempurna bagi Alex, karena sebelumnya pada sesi latihan bebas pertama (FP1), ia juga mencatatkan waktu tercepat, mengungguli kakaknya, Marc Marquez, dan Fabio Quartararo yang masing-masing finis kedua dan ketiga. Semangat para pembalap akan terus berlanjut di sesi latihan bebas kedua (FP2) yang digelar pukul 15.10 hingga 15.40 WIB. Setelah itu, sesi kualifikasi satu (Q1) dan kualifikasi dua (Q2) akan berlangsung mulai pukul 15.50 hingga 16.30 WIB.

Usai kualifikasi, balapan Sprint dengan 12 lap akan dilaksanakan pada pukul 20.00 WIB, sementara balapan utama sepanjang 25 lap akan digelar pada Minggu, 27 April, pukul 19.00 WIB.

Valentino Rossi Masih Pegang Rekor di GP Spanyol, Pecco Bagnaia Terus Menyusul

Valentino Rossi, pembalap legendaris asal Italia, hingga kini masih menjadi penguasa tak tertandingi di GP Spanyol yang digelar di Sirkuit Jerez. Dilansir dari laman resmi MotoGP pada Kamis, Rossi masih tercatat sebagai pemilik kemenangan terbanyak dengan total tujuh kali naik podium pertama di ajang tersebut. Rekor ini jauh mengungguli Mick Doohan, mantan pembalap asal Australia, yang hanya mencatatkan empat kemenangan dan berada di posisi kedua.

Sementara itu, Francesco Bagnaia atau yang akrab disapa Pecco menjadi pembalap aktif paling sukses di GP Spanyol. Pembalap Ducati Lenovo tersebut telah meraih tiga kemenangan dan menempatkan dirinya sebagai pembalap ketiga tersukses di bawah Rossi dan Doohan. Dalam hal pole position, Rossi juga masih mendominasi dengan total lima kali, disamai oleh Jorge Lorenzo. Fabio Quartararo berada di posisi ketiga dengan empat pole position.

Catatan waktu lap tercepat di Sirkuit Jerez kini dipegang oleh Pecco, yang berhasil menorehkan waktu 1 menit 36,025 detik saat GP Spanyol musim 2024. Dengan performa gemilang ini, Pecco dipandang sebagai pesaing kuat untuk mengejar rekor kemenangan Rossi di masa mendatang.

GP Spanyol 2025 akan digelar dari Jumat, 25 April hingga Minggu, 27 April. Rekan satu tim Pecco, Marc Marquez, diprediksi akan menjadi tantangan berat dalam perburuan podium utama di sirkuit legendaris tersebut.

Marc Marquez Kembali ke Termas de Rio Hondo dengan Performa Gemilang

Marc Marquez kembali mengaspal di Sirkuit Termas de Rio Hondo, Argentina, setelah terakhir kali menaklukkan lintasan tersebut pada 2019 bersama Repsol Honda. Saat itu, ia meraih kemenangan dominan dengan mengungguli Valentino Rossi hingga hampir 10 detik. Musim 2019 menjadi salah satu yang terbaik dalam kariernya, dengan catatan 14 kemenangan dari 19 balapan dan rekor 420 poin dalam satu musim. Termas de Rio Hondo bukan sekadar lintasan bagi Marquez, tetapi juga tempat di mana ia mencetak sejarah dengan tiga kemenangan dan lima pole position sejak 2014. Seandainya tidak mengalami kendala pada 2015, 2017, dan 2018, jumlah kemenangannya di sirkuit ini bisa lebih banyak.

Marquez mengawali akhir pekan GP Argentina dengan impresif, mencatat waktu tercepat pada sesi latihan bebas pertama (FP1) dan menajamkan rekornya pada sesi Practice (PR) dengan waktu 1 menit 37,295 detik. Rekor ini sempat dikalahkan oleh Marco Bezzecchi, tetapi Marquez segera merebutnya kembali, menegaskan bahwa sirkuit ini masih menjadi miliknya meskipun sudah lima tahun absen di sana. Dengan Desmosedici milik Ducati, Marquez merasa nyaman dan siap bertarung untuk kemenangan keempatnya di sirkuit ini.

Persaingan ketat akan datang dari Fabio Di Giannantonio, Alex Marquez, dan Marco Bezzecchi, yang menunjukkan performa kuat dalam sesi latihan. Sementara itu, Francesco Bagnaia menghadapi tantangan berat karena belum pernah naik podium di Termas de Rio Hondo dan masih mencari setelan terbaik untuk motornya. Dengan absennya Jorge Martin akibat cedera, peluang Marquez untuk meraih kemenangan semakin terbuka. Jika ia mampu mempertahankan dominasinya, GP Argentina bisa menjadi ajang pembuktian bahwa The Baby Alien masih menjadi salah satu pembalap terbaik di MotoGP.

Insiden Portimao: Bagnaia Tak Bisa Lupa Kecelakaan dengan Marquez

Hari-hari santai bagi Tim Ducati membawa momen lucu di acara ‘Campioni in pista’ di Madonna di Campiglio, Italia. Setelah memperkenalkan motor terbaru mereka, Desmosedici GP25, para pembalap, termasuk Francesco Bagnaia dan Marc Marquez, menikmati waktu bersama dalam suasana santai yang tak biasa. Namun, tak hanya kegembiraan yang mewarnai acara ini, mereka juga berbagi kisah menarik, salah satunya tentang insiden di GP Portugal 2024 yang melibatkan keduanya.

Bagnaia Ungkapkan Reaksi Terhadap Insiden di Portimao

Pada balapan kedua musim 2024 di Portimao, Bagnaia dan Marquez terlibat kecelakaan ketika saling bersenggolan saat memperebutkan posisi kelima. Insiden itu menyebabkan keduanya terjatuh dan kehilangan peluang meraih poin penting. Dalam wawancara tersebut, Bagnaia sempat bercanda, mengatakan bahwa tanpa kecelakaan itu, ia yakin bisa merebut gelar juara dunia 2024.

“Saya yakin, jika saya finis kelima, saya akan meraih 11 poin dan bisa memenangkan gelar,” ungkap Bagnaia dengan nada santai.

Marquez pun menambahkan, meskipun insiden tersebut bukan momen yang baik, hal itu bisa terjadi dalam kompetisi di mana para pembalap berusaha di batas kemampuan mereka. “Tak ada yang ingin jatuh, atau menciptakan tabrakan, tetapi terkadang saat berlomba, kita berpikir dengan cara yang berbeda. Sayangnya, kami berdua tak mendapatkan poin dari situasi itu,” kata Marquez.

Saling Menghargai Keterampilan di Trek

Walau ada insiden tersebut, Bagnaia dan Marquez tetap saling mengapresiasi keterampilan masing-masing. Ketika ditanya mengenai kualitas yang mereka kagumi dari satu sama lain, Bagnaia mengungkapkan kekagumannya pada cara Marquez mengatasi lintasan yang kotor dan licin, serta cara uniknya dalam mengatasi tikungan kiri. “Dia punya kemampuan luar biasa saat masuk ke trek licin, seperti yang kita lihat di Aragon tahun lalu,” kata Bagnaia.

Sementara itu, Marquez mengungkapkan bahwa kekuatan utama Bagnaia adalah kemampuannya dalam mengambil tikungan cepat, terutama di tikungan kanan, yang merupakan titik lemah bagi dirinya. “Pecco sangat cepat di tikungan kanan, dan dia juga memiliki titik pengereman yang sangat kuat,” puji Marquez.

Pembalap Ducati Belajar dari Rekan Satu Tim

Kedua pembalap ini juga mengungkapkan bahwa mereka saling memperhatikan data dari rekan-rekan satu tim, terutama yang berkendara dengan motor Ducati. Bagnaia menjelaskan, “Jika Anda ingin berkembang lebih cepat, Anda harus mempelajari data rekan satu tim Anda, melihat apa yang mereka lakukan dengan motor dan mencatat perbedaan.”

Marquez pun menambahkan bahwa strategi berbagi data sangat penting dalam meningkatkan performa. “Saya banyak belajar dari Pecco dan Martin tahun lalu, terutama dalam memahami set-up motor dan gaya balap mereka,” kata Marquez.

Dengan persaingan yang semakin ketat di MotoGP, terutama di tim Ducati, Bagnaia dan Marquez menunjukkan bahwa meskipun mereka bersaing, saling menghargai dan berbagi informasi adalah kunci untuk perkembangan masing-masing dalam mengejar gelar juara dunia.

Ratapan Francesco Bagnaia: Peluang yang Hilang Untuk Menyaingi Marc Marquez Di MotoGP 2019

Pada tanggal 28 Desember 2024, Francesco Bagnaia, pembalap MotoGP asal Italia, mengungkapkan kekecewaannya terkait peluang yang hilang untuk menyaingi Marc Marquez pada musim 2019. Meskipun debutnya di kelas utama bersama tim Pramac Ducati cukup menjanjikan, Bagnaia merasa bahwa ia tidak dapat mencapai level yang sama dengan Marquez, yang meraih gelar juara dunia ke-8 pada tahun tersebut.

Francesco Bagnaia memulai karirnya di MotoGP pada 2019 setelah menjadi juara dunia Moto2 pada tahun sebelumnya. Dengan nomor 63, ia bergabung dengan tim Pramac Ducati dan menunjukkan potensi besar. Meskipun mengalami beberapa tantangan dan ketidakstabilan selama musim debutnya, ia berhasil mencatatkan beberapa hasil baik, termasuk finis keempat di Grand Prix Australia. Namun, ketidakberuntungannya dalam beberapa balapan membuatnya hanya menempati posisi ke-15 di klasemen akhir dengan 54 poin.

Sementara Bagnaia berjuang untuk menemukan ritme, Marc Marquez tampil luar biasa dengan mengamankan gelar juara dunia kedelapan. Marquez mencatatkan 12 kemenangan dan hanya satu kali gagal finis di posisi dua besar sepanjang musim. Keberhasilan Marquez tidak hanya menunjukkan kemampuannya yang luar biasa tetapi juga kekuatan tim Repsol Honda yang mendominasi balapan. Hal ini membuat para pesaing, termasuk Bagnaia, merasa tertekan untuk mengejar ketertinggalan.

Bagnaia menyadari bahwa salah satu faktor yang menghambatnya untuk bersaing dengan Marquez adalah kurangnya pengalaman di kelas utama. Meskipun memiliki keterampilan dan bakat, ia harus menghadapi kenyataan bahwa banyak pembalap lain juga berjuang untuk mengimbangi dominasi Marquez. Selain itu, tim Pramac tidak memiliki sumber daya dan dukungan teknis yang sama seperti tim pabrikan Ducati, yang membuat perbedaan signifikan dalam performa motor.

Dalam refleksinya, Bagnaia menyatakan bahwa pengalaman musim 2019 membantunya belajar banyak tentang kompetisi di tingkat tertinggi. Ia menyadari pentingnya konsistensi dan strategi dalam setiap balapan. Pengalaman tersebut menjadi pelajaran berharga yang membantunya berkembang sebagai pembalap dan mempersiapkan diri untuk tantangan di masa mendatang.

Dengan pencapaian yang lebih baik di musim-musim berikutnya, termasuk meraih gelar juara dunia MotoGP pada tahun 2022 dan 2023, Bagnaia menunjukkan bahwa ia telah belajar dari perjalanan awalnya. Ia berharap dapat kembali bersaing di puncak dan menantang pembalap-pembalap terbaik seperti Marquez dalam waktu dekat. Kekecewaan dari musim 2019 kini menjadi motivasi bagi Bagnaia untuk terus meningkatkan performanya.

Ratapan Francesco Bagnaia tentang peluang yang hilang di MotoGP 2019 mencerminkan perjalanan seorang pembalap muda yang sedang mencari jati diri dalam dunia balap motor yang kompetitif. Dengan pengalaman dan pelajaran yang diperoleh dari masa lalu, ia bertekad untuk mencapai kesuksesan lebih besar di masa depan dan menyaingi para legenda seperti Marc Marquez.

Ducati Optimis Rebut Gelar Juara Dunia MotoGP 2025 dengan Kekuatan Baru

Tim pabrikan Ducati menatap musim MotoGP 2025 dengan keyakinan tinggi dan optimisme besar untuk merebut kembali gelar juara dunia. Setelah gagal merebut gelar pada musim 2024 meski tampil impresif, Ducati menganggap bahwa musim depan akan menjadi kesempatan emas mereka. Pada musim lalu, pebalap utama Ducati, Francesco Bagnaia, berhasil memenangkan 11 dari 20 balapan utama namun harus puas berada di posisi kedua setelah Jorge Martin dari tim Pramac.

Meski dominan dengan raihan 498 poin, Bagnaia gagal mempertahankan konsistensi yang dibutuhkan untuk merebut gelar juara dunia. Jorge Martin, dengan 508 poin, akhirnya mengakhiri musim 2024 sebagai juara dunia. Namun, Ducati tidak terlalu kecewa dengan hasil tersebut dan tetap yakin bahwa mereka mampu meraih kesuksesan di musim depan, berkat persiapan matang dan komposisi rider yang lebih kuat.

Pada MotoGP 2025, Ducati akan memperkuat tim mereka dengan kehadiran rider legendaris Marc Marquez, yang bergabung dengan Francesco Bagnaia. Marquez, yang dikenal sebagai “Baby Alien,” adalah pemegang delapan gelar juara dunia dan menjadi salah satu pembalap paling berpengalaman di dunia balap motor. Marquez sendiri berhasil finis di posisi ketiga pada klasemen akhir MotoGP 2024 bersama Gresini Racing, dengan mengumpulkan 392 poin.

Davide Tardozzi, manajer tim Ducati, mengungkapkan keyakinannya terhadap tim dan para rider yang mereka miliki. “Saya sangat yakin dengan kemampuan para rider kami. Kami memiliki kombinasi yang sempurna antara pengalaman dan kecepatan. Saya percaya bahwa ‘nomor 1’ kami akan kembali merebut gelar juara dunia,” ujar Tardozzi dalam wawancaranya dengan Marca.

MotoGP 2025 akan dimulai pada Maret 2024 dengan GP Thailand sebagai seri pembuka. Musim depan akan menghadirkan total 22 balapan, yang berarti para pembalap akan menghadapi tantangan yang lebih besar dan persaingan yang semakin ketat. Ducati percaya dengan pengalaman dan kekuatan tim yang lebih solid, mereka akan kembali menjadi tim yang harus diwaspadai di setiap balapan.

Davide Tardozzi Bangga Duetkan Francesco Bagnaia Dengan Marc Márquez Di MotoGP

Jakarta – Davide Tardozzi, manajer tim Ducati di MotoGP, mengungkapkan kebanggaannya terkait kemungkinan besar duet antara Francesco Bagnaia dan Marc Márquez di tim Ducati di masa depan. Tardozzi percaya bahwa kolaborasi antara dua pembalap top dunia ini dapat menjadi kunci kesuksesan Ducati di ajang MotoGP, serta membuka era baru dominasi tim asal Italia tersebut.

Menurut Tardozzi, menggabungkan Francesco Bagnaia, yang telah membawa Ducati meraih gelar juara dunia MotoGP 2023, dengan Marc Márquez, juara dunia enam kali, akan menciptakan kombinasi kekuatan yang luar biasa. “Francesco telah menunjukkan kualitas luar biasa dengan Ducati, sementara Marc adalah pembalap yang memiliki kemampuan luar biasa untuk mengembangkan motor dan strategi balap,” kata Tardozzi. Duet ini, menurutnya, dapat meningkatkan performa tim Ducati dan memberikan tantangan lebih besar bagi lawan-lawannya di MotoGP.

Tardozzi juga menegaskan bahwa masa depan Ducati di MotoGP sangat cerah dengan hadirnya kedua pembalap ini. “Kami yakin bahwa dengan duet Bagnaia dan Márquez, kami akan memiliki tim yang sangat kuat. Ducati terus berinovasi, dan dengan pembalap terbaik di dunia, kami memiliki potensi besar untuk mendominasi MotoGP dalam beberapa tahun ke depan,” ungkap Tardozzi. Ducati sudah membuktikan dirinya sebagai tim yang kompetitif, dan dengan tambahan Márquez, tim ini diyakini akan semakin sulit dikalahkan.

Meskipun Marc Márquez belum resmi bergabung dengan Ducati, Tardozzi melihat peluang kerjasama ini sebagai langkah strategis yang saling menguntungkan. “Márquez adalah pembalap yang dapat membawa banyak pengetahuan teknis dan pengalaman balap yang sangat berharga bagi tim. Kolaborasi antara pembalap muda seperti Bagnaia dan pembalap berpengalaman seperti Márquez akan mempercepat perkembangan motor dan strategi tim Ducati,” lanjutnya. Tardozzi berharap kolaborasi ini dapat terwujud dalam waktu dekat, mengingat potensi besar yang dimiliki kedua pembalap tersebut.

Jika duet ini benar-benar terwujud, hal tersebut tidak hanya akan memperkuat Ducati, tetapi juga meningkatkan persaingan di MotoGP. Keberadaan dua pembalap top di tim yang sama pasti akan menambah daya tarik dan intensitas di ajang balap paling bergengsi di dunia tersebut. Tardozzi optimis bahwa dengan duet Bagnaia dan Márquez, Ducati akan terus berkembang dan menjadi tim yang tak terbendung di masa depan.

Pembalap Bagnaia Puas Dengan Hasil Latihan Bebas Di GP Barcelona 2024

Pada 16 November 2024, pembalap Ducati, Francesco “Pecco” Bagnaia, menyatakan kepuasan atas hasil yang ia raih dalam sesi latihan bebas pertama (FP1) dan kedua (FP2) di GP Barcelona. Bagnaia mencatatkan waktu yang sangat kompetitif, memperlihatkan dominasinya di sirkuit Catalunya. Pembalap asal Italia itu merasa percaya diri dengan performa motornya yang telah disesuaikan dengan karakteristik sirkuit, meskipun cuaca yang panas memberikan tantangan tersendiri. Bagnaia berharap bisa melanjutkan tren positif ini hingga sesi kualifikasi dan balapan utama.

Bagnaia mengungkapkan bahwa tim Ducati bekerja keras selama sesi latihan untuk mengoptimalkan setelan motor Desmosedici. Penyesuaian dilakukan agar motor dapat beradaptasi dengan sirkuit Barcelona yang memiliki banyak tikungan tajam dan perubahan elevasi. Pada sesi FP2, Bagnaia bahkan sempat mencatatkan lap tercepat, yang semakin mempertegas keyakinannya akan kemampuan motor Ducati. Meski demikian, ia tetap mengingat pentingnya fokus pada setiap sesi untuk memastikan kesiapan sepenuhnya menjelang balapan.

Meski puas dengan hasil latihan bebas, Bagnaia menyatakan bahwa ia tidak ingin terbawa euforia dan tetap fokus pada kualifikasi yang akan menentukan posisi start. Sebagai pemimpin klasemen sementara MotoGP 2024, ia berharap bisa mempertahankan performa terbaiknya di GP Barcelona. Dengan motivasi tinggi dan persiapan matang, Bagnaia berharap dapat meraih podium dan memperkuat posisinya dalam perebutan gelar juara dunia.

Jorge Martin Kagumi Ketenangan Francesco Bagnaia dalam Persaingan Sengit MotoGP

Jorge Martin menjadi sorotan menjelang akhir musim MotoGP 2024. Secara terbuka, ia mengungkapkan kekagumannya pada ketenangan rival utamanya, Francesco Bagnaia.

Martin dan Bagnaia, atau yang akrab disapa “Pecco,” telah bersaing ketat untuk meraih gelar juara MotoGP selama dua musim terakhir. Di musim 2023, Bagnaia berhasil mempertahankan gelarnya bersama tim pabrikan Ducati.

Namun, di musim 2024 ini, persaingan semakin memanas. Dengan hanya satu seri tersisa, Martin – yang dijuluki “Martinator” – memimpin klasemen dengan keunggulan 24 poin atas Bagnaia. Hal ini menjadikan Martin kandidat kuat untuk meraih gelar juara di seri final GP Barcelona yang digelar pada 15-17 November 2024.

Meskipun keduanya bersaing ketat hingga seri terakhir, mereka tetap menunjukkan sikap saling menghormati. Martin bahkan menyatakan kekagumannya pada sikap tenang Bagnaia, yang berbeda jauh dengan karakternya yang lebih emosional. Menurut Martin, ketenangan Bagnaia merupakan kualitas yang sangat berharga dalam balapan MotoGP.

“Menurut saya, dia memiliki ketenangan yang luar biasa. Dia seorang pembalap yang bisa tetap tenang dan tidak terbawa emosi, berbeda dengan saya yang lebih cenderung impulsif,” ungkap Martin dalam wawancara yang dikutip dari Motosan, Selasa (12/11/2024).

Martin mengakui bahwa ketenangan yang dimiliki Bagnaia telah berperan besar dalam keberhasilannya meraih dua gelar juara di kelas utama MotoGP. Sebaliknya, karakter Martin yang lebih berapi-api sering kali membuatnya kesulitan dalam mengelola situasi tertentu saat balapan.

“Di saat-saat tertentu, menjaga ketenangan dan menanti waktu yang tepat untuk melakukan serangan menjadi sangat penting. Itu adalah bagian yang sulit bagi saya, karena saya lebih mudah terbawa emosi,” ujar Martin, pembalap asal Spanyol.

Martin juga mengakui bahwa kecenderungannya untuk memberikan segalanya di awal balapan terkadang merugikannya di akhir. ” Dalam hal itu, Bagnaia lebih kuat, dan saya menghargainya karena sudah dua kali menjadi juara MotoGP,” tambah Martin.

Selain itu, Martin menyebut bahwa Bagnaia berada di tim pemenang dengan pengalaman yang matang, sementara ia dan timnya masih tergolong baru dalam persaingan perebutan gelar juara. “Dia berada di tim pemenang, sedangkan kami di sini masih pendatang baru, namun kami sangat antusias,” ujar Martin.

Kini, semua mata tertuju pada persaingan antara Jorge Martin dan Francesco Bagnaia untuk menentukan siapa yang akan menjadi juara MotoGP 2024. Siapakah yang akan meraih kemenangan musim ini?