Tag Archives: Ducati

https://recortesdamoda.com

Marquez Akhiri Tes Pramusim Terpanjang dengan Kecepatan yang Mengesankan

Marc Marquez tampaknya siap menghadapi tantangan besar pada debutnya sebagai pembalap pabrikan Ducati di MotoGP 2025. Tanggal 2 Maret mendatang, Marquez akan menjalani balapan perdana di Grand Prix Thailand, sebuah kesempatan besar baginya untuk meraih kemenangan. Melihat persiapan pramusim yang solid, Marquez memiliki peluang kuat untuk bersaing di depan.

Pada hari terakhir pengujian di Sepang, Marquez menjalani simulasi balapan singkat yang mencatatkan waktu lap luar biasa, cukup untuk memenangkan sprint GP Malaysia 2024. Pada saat yang bersamaan, saudaranya, Alex Marquez, juga melakukan simulasi dengan kecepatan sedikit lebih cepat. Namun, titik klimaks dari persiapan pramusim terjadi di Buriram, Thailand, pada 13 Februari 2025, di mana Marc mengakhiri sesi tes dengan simulasi balapan panjang.

Dalam simulasi tersebut, Marquez menghabiskan 23 lap tanpa henti, mencatatkan catatan waktu yang sangat konsisten. Selama balapan tersebut, waktu terbaik Marc tercatat pada 1:29,811 dan waktu terburuknya tetap terjaga di bawah 1:31, menunjukkan ketangguhan dan konsistensinya. Bahkan, di 11 lap pertama, ia mencatatkan waktu 1:30 rendah hingga medium, menandakan persiapan matang menjelang balapan sesungguhnya.

Meski cuaca yang hujan pada balapan sebelumnya di Buriram membuat data dari tahun lalu kurang relevan, performa Marquez di sesi sebelumnya menunjukkan bahwa ia siap bersaing untuk posisi podium. Bahkan, di dalam setengah balapan pada 13 lap (sebelumnya sprint), waktu terbaiknya adalah 1:29,820, yang hanya sedikit lebih lambat dibandingkan dengan catatan tercepat yang dicatat oleh Enea Bastianini (1:29,6) dan Jorge Martin (1:29,5).

Marquez sendiri mengakui bahwa Francesco “Pecco” Bagnaia adalah favorit untuk menang, namun dia tetap optimis berada di posisi kedua. “Saya bukan favorit untuk menang di sini; Pecco yang favorit, saya yang kedua,” ungkap Marquez. Namun, mengingat performanya yang mengesankan dalam pramusim, Marquez mungkin memiliki peluang lebih besar untuk menantang Bagnaia dan pembalap lainnya di Thailand.

Simulasi balapan Marquez di hari terakhir pramusim menunjukkan bahwa kecepatan balapan dalam jarak jauh tetap stabil, dengan 23 putaran yang dilakukan secara berturut-turut dan total lebih dari 36 putaran pada sore hari. Dalam sesi pagi, Marquez berhasil menorehkan waktu terbaik 1:28,855, menunjukkan kesiapan fisik dan mental yang sangat baik. Kecepatan tersebut hampir sebanding dengan Pecco Bagnaia, yang meskipun tidak melakukan simulasi balapan panjang, tetap mencatatkan waktu 1:29,378 dalam lap terbaiknya.

Bersama dengan Marco Bezzecchi dan Joan Mir, yang juga menunjukkan performa solid dalam sesi tes pramusim, Marquez berpotensi untuk meraih kemenangan pertama musim ini di GP Thailand. Semua mata akan tertuju pada kemampuan Marc untuk menandingi pembalap top lainnya, termasuk Bagnaia, di sirkuit yang sama pada 2 Maret mendatang.

Ducati Tunjuk Marco Rigamonti Sebagai Kepala Kru Marquez, Apa yang Baru?

Marc Marquez, sang juara dunia MotoGP, memasuki babak baru dalam kariernya pada musim 2025. Setelah berpisah dengan Santi Hernandez yang telah mendampinginya selama 13 tahun, Marquez kini akan bekerja dengan seorang kepala teknisi baru, yaitu Marco Rigamonti. Langkah ini menandai perubahan besar dalam perjalanan Marquez, yang sebelumnya bersama Honda selama lebih dari satu dekade, kini bergabung dengan tim pabrikan Ducati.

Rigamonti bukanlah nama baru di dunia MotoGP. Berpengalaman luas, ia pertama kali memasuki Kejuaraan Dunia pada tahun 2009 bersama Pramac Ducati, di mana ia mulai bekerja dengan pembalap Niccolo Canepa. Seiring berjalannya waktu, Rigamonti memperlihatkan kemampuannya dengan mendampingi sejumlah pembalap top, mulai dari Aleix Espargaro, Randy De Puniet, hingga Andrea Iannone, dengan berbagai hasil signifikan sepanjang kariernya.

Perjalanan profesional Rigamonti benar-benar melejit saat bekerja bersama Iannone di tim pabrikan Ducati pada tahun 2015, di mana keduanya meraih podium bergengsi, termasuk kemenangan pertama Ducati di MotoGP di Austria pada 2016. Kerjasama ini berlanjut hingga 2017, ketika Iannone pindah ke Suzuki, dan Rigamonti mengikuti langkahnya ke tim Jepang. Di sana, mereka terus menunjukkan hasil positif, termasuk podium di Australia 2018.

Tidak hanya dengan Iannone, Rigamonti juga berhasil membawa Johann Zarco meraih podium podium besar setelah bergabung kembali dengan Ducati pada 2020 di tim Avintia, dan terus bekerja dengan pembalap asal Prancis tersebut pada 2021-2022, meskipun kemenangan tetap menjadi tantangan. Pada 2023, Rigamonti kembali berkolaborasi dengan Enea Bastianini, yang baru bergabung dengan tim pabrikan Ducati, di mana mereka meraih sejumlah kemenangan dan podium penting.

Kini, bersama Marquez, Rigamonti menjadi bagian dari tim pabrikan Ducati yang ambisius. Ducati ingin mempertahankan teknisi berpengalaman ini untuk bekerja dengan Marquez, yang tentunya diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan pada persaingan gelar juara dunia MotoGP. Dengan Marco Rigamonti di tim Marquez, Ducati berharap dapat menciptakan sinergi yang menguntungkan dan mendorong prestasi lebih tinggi.

Sebagai bagian dari kru Marquez, Rigamonti akan bekerja bersama sejumlah teknisi berbakat lainnya, termasuk Mattia Sereni (insinyur elektronik dan telemetri), Michele Ducoli (kepala mekanik), serta beberapa mekanik berpengalaman yang siap mendukung upaya Marquez dalam meraih kesuksesan di MotoGP 2025.

Bersama Ducati, Marquez kini memasuki babak baru yang penuh tantangan dan harapan. Dengan tambahan Rigamonti sebagai kepala kru, tim pabrikan Ducati semakin berpotensi menjadi pesaing utama dalam perebutan gelar juara dunia, menjadikan musim 2025 sebagai musim yang sangat menarik untuk diikuti.

Morbidelli Bertekad Kembali ke Podium, Fokus Raih Kemenangan dan Podium di Musim 2025

Franco Morbidelli, yang memasuki musim pertamanya dengan tim VR46, memiliki ambisi besar untuk kembali ke level performa terbaiknya, seperti saat ia menduduki posisi kedua di klasemen MotoGP pada tahun 2020. Pembalap asal Italia itu bertekad untuk meraih kemenangan dan naik podium di musim ini.

Pada tahun sebelumnya, Morbidelli memperoleh kesempatan langka dengan bergabung dengan tim Pramac dan mengendarai motor Ducati Desmosedici GP24, yang memiliki spesifikasi setara dengan motor yang digunakan oleh Pecco Bagnaia dan Jorge Martin, namun lebih unggul dibandingkan dengan motor yang dikendarai oleh beberapa pembalap besar lainnya, termasuk Marc Marquez. Sayangnya, kecelakaan serius saat berlatih di Portimao menghalanginya untuk mengikuti dua putaran tes pramusim, yang menyebabkan Morbidelli tampil di balapan pertama dengan hampir tanpa persiapan dan beradaptasi dengan Ducati setelah lima tahun bersama Yamaha.

Meskipun musim pertama dengan Ducati kurang memuaskan, dengan posisi keempat di Indonesia sebagai hasil terbaiknya, Morbidelli tetap optimistis. Di akhir musim 2024, ia berada di peringkat kesembilan klasemen, namun merasa hasil tersebut kurang menggambarkan potensi yang sebenarnya. Ketika banyak yang meragukan kelanjutan karirnya di MotoGP, Valentino Rossi, mentor sekaligus hampir menjadi wakilnya, memberi dukungan dan menyambut Morbidelli ke dalam tim VR46, yang telah menjadi rumah baginya sejak awal karir.

Kini, dengan tekanan besar yang dihadapi oleh Fabio Di Giannantonio, rekan satu timnya yang akan mengendarai motor terbaik, Morbidelli bertekad untuk menemukan kembali performa yang membawanya ke podium pada tahun 2020, dengan tiga kemenangan dan lima kali finis di podium. Tahun 2025 akan menjadi musim penting bagi Morbidelli, karena ia akan tetap menggunakan Ducati yang sama dari musim sebelumnya, sebuah keuntungan yang diyakininya dapat membantunya beradaptasi dengan lebih baik.

Morbidelli menyatakan bahwa mempertahankan paket motor yang sama seperti tahun lalu adalah langkah positif, karena dengan begitu, ia akan menghadapi lebih sedikit ketidakpastian, terutama di awal musim. Menurutnya, meskipun Ducati akan mengurangi jumlah motornya menjadi enam dari delapan, hal itu tidak akan mengubah fokusnya untuk meraih kemenangan dan finis di posisi terdepan.

Sebagai persiapan, Morbidelli akan bergabung dengan tim VR46 Riders Academy milik Rossi di Indonesia, di mana ia akan menjalani beberapa sesi latihan di sirkuit Mandalika, berharap dapat memanfaatkan setiap keuntungan kecil yang ada untuk mencapai tujuan besar di musim mendatang.

Bagnaia Soal Rivalitas: Biarkan Marquez Jadi Sosok Antagonis

Francesco Bagnaia, juara MotoGP 2022 dan 2023, memulai musim 2025 dengan semangat baru meski harus berbagi garasi dengan Marc Marquez, sang juara dunia delapan kali. Kehadiran Marquez di tim Ducati menjadi pusat perhatian dunia balap motor, tetapi Bagnaia tetap optimis dan bersikeras mempertahankan karakter “pria sejati”-nya di lintasan.

Menghadapi Tekanan dan Kekecewaan di 2024

Setelah musim 2024 yang luar biasa dengan 11 kemenangan, Bagnaia harus puas finis sebagai runner-up di bawah Jorge Martin. Kesalahan-kesalahan kecil yang terjadi pada Sabtu menjadi refleksi utama selama jeda musim dingin. “Saya menganalisis setiap kesalahan saya selama musim dingin. Kami menemukan beberapa hal yang bisa ditingkatkan, baik secara individu maupun sebagai tim,” ujar pembalap Italia berusia 28 tahun itu.

Ducati dan Marc Marquez: Kolaborasi yang Dinantikan

Musim 2025 diprediksi menjadi salah satu musim MotoGP yang paling kompetitif. Dengan hadirnya Marquez di tim pabrikan Ducati, atmosfer kompetisi di dalam tim pun meningkat. Dalam presentasi Desmosedici GP25 di Madonna di Campiglio, Bagnaia memuji kekuatan tim Ducati yang semakin solid selama lima tahun terakhir.

“Tim ini selalu memberikan dukungan luar biasa kepada saya, bahkan saat saya bukan orang yang mudah. Kami terus berkembang, dan melihat tim yang semakin kuat adalah sesuatu yang membanggakan,” katanya.

Bagnaia juga percaya kolaborasinya dengan Marquez akan membawa manfaat besar. “Dia akan beradaptasi dengan baik di tim ini. Kami akan bekerja sama untuk mengembangkan motor dan memastikan siap menghadapi balapan pertama. Potensi kami ada untuk terus bersaing di posisi teratas,” jelas Bagnaia.

Tetap Tenang di Tengah Tekanan

Menanggapi saran manajer tim Davide Tardozzi agar lebih agresif, Bagnaia menegaskan dirinya akan tetap tenang meski harus berhadapan dengan Marquez di lintasan. “Saya akan membiarkan Marc menjadi ‘orang jahat’. Saya adalah pria sejati dan tidak akan mengubah itu,” tegas Bagnaia.

Ia juga mengungkapkan bahwa kehadiran Marquez memberikan kesempatan untuk belajar dari pengalaman sang legenda. Namun, ia tetap yakin bahwa persaingan mereka akan berlangsung sehat. “Siapa pun yang menang, itu karena potensi yang ada pada motor dan pembalap,” tambahnya.

Fokus pada Perbaikan dan Strategi Baru

Bagnaia berkomitmen untuk memanfaatkan pelajaran dari musim 2024 untuk tampil lebih baik pada 2025. “Musim lalu adalah salah satu yang fantastis, meskipun ada rasa kecewa karena tidak meraih gelar. Namun, saya telah belajar dari kesalahan dan yakin kami bisa berkembang,” katanya.

Dengan motor baru, atmosfer kompetitif di garasi Ducati, dan fokus penuh pada pengembangan, Bagnaia yakin musim 2025 akan menjadi salah satu yang menarik dalam kariernya. “Ini akan menjadi musim yang luar biasa. Dengan rekan setim baru dan tantangan baru, kami siap untuk bersaing di puncak,” tutup Bagnaia.

Musim 2025 bukan hanya tentang kecepatan, tetapi juga tentang mentalitas. Bagnaia dan Marquez akan menjadi sorotan utama saat Ducati berusaha mempertahankan dominasinya di MotoGP.

Ducati Optimis Rebut Gelar Juara Dunia MotoGP 2025 dengan Kekuatan Baru

Tim pabrikan Ducati menatap musim MotoGP 2025 dengan keyakinan tinggi dan optimisme besar untuk merebut kembali gelar juara dunia. Setelah gagal merebut gelar pada musim 2024 meski tampil impresif, Ducati menganggap bahwa musim depan akan menjadi kesempatan emas mereka. Pada musim lalu, pebalap utama Ducati, Francesco Bagnaia, berhasil memenangkan 11 dari 20 balapan utama namun harus puas berada di posisi kedua setelah Jorge Martin dari tim Pramac.

Meski dominan dengan raihan 498 poin, Bagnaia gagal mempertahankan konsistensi yang dibutuhkan untuk merebut gelar juara dunia. Jorge Martin, dengan 508 poin, akhirnya mengakhiri musim 2024 sebagai juara dunia. Namun, Ducati tidak terlalu kecewa dengan hasil tersebut dan tetap yakin bahwa mereka mampu meraih kesuksesan di musim depan, berkat persiapan matang dan komposisi rider yang lebih kuat.

Pada MotoGP 2025, Ducati akan memperkuat tim mereka dengan kehadiran rider legendaris Marc Marquez, yang bergabung dengan Francesco Bagnaia. Marquez, yang dikenal sebagai “Baby Alien,” adalah pemegang delapan gelar juara dunia dan menjadi salah satu pembalap paling berpengalaman di dunia balap motor. Marquez sendiri berhasil finis di posisi ketiga pada klasemen akhir MotoGP 2024 bersama Gresini Racing, dengan mengumpulkan 392 poin.

Davide Tardozzi, manajer tim Ducati, mengungkapkan keyakinannya terhadap tim dan para rider yang mereka miliki. “Saya sangat yakin dengan kemampuan para rider kami. Kami memiliki kombinasi yang sempurna antara pengalaman dan kecepatan. Saya percaya bahwa ‘nomor 1’ kami akan kembali merebut gelar juara dunia,” ujar Tardozzi dalam wawancaranya dengan Marca.

MotoGP 2025 akan dimulai pada Maret 2024 dengan GP Thailand sebagai seri pembuka. Musim depan akan menghadirkan total 22 balapan, yang berarti para pembalap akan menghadapi tantangan yang lebih besar dan persaingan yang semakin ketat. Ducati percaya dengan pengalaman dan kekuatan tim yang lebih solid, mereka akan kembali menjadi tim yang harus diwaspadai di setiap balapan.

Marc Marquez Bongkar Resep Adaptasi Cepatnya Dengan Tim Ducati Di MotoGP 2024

Pada 23 Desember 2024, Marc Marquez, pembalap MotoGP asal Spanyol, memberikan wawancara eksklusif mengenai kecepatan adaptasinya dengan Ducati setelah bergabung dengan tim tersebut pada musim 2024. Marquez yang terkenal dengan prestasi gemilangnya bersama Honda, mencuri perhatian dengan penampilan luar biasa di awal musim ini meskipun hanya baru beradaptasi dengan karakteristik motor Ducati. Dia mengungkapkan bahwa pengalaman panjangnya di MotoGP dan kemauannya untuk belajar telah membantunya beradaptasi lebih cepat daripada yang diperkirakan banyak orang.

Marquez menjelaskan bahwa kunci utama dari adaptasi cepatnya dengan Ducati adalah pengalaman bertahun-tahun di ajang MotoGP yang membentuk mentalitasnya. “Saya sudah lama berada di dunia ini, dan setiap motor memiliki karakteristik yang berbeda. Tapi, yang paling penting adalah memiliki mentalitas yang selalu ingin berkembang dan belajar,” ujar Marquez. Dia menambahkan bahwa meskipun Ducati sangat berbeda dibandingkan dengan Honda, ia merasa tantangan itu justru membuatnya semakin termotivasi untuk bekerja lebih keras.

Selain pengalaman, Marquez juga menyoroti pentingnya kerja sama yang solid dengan tim teknisi Ducati. Dia menyebutkan bahwa menganalisis data balapan dengan seksama dan berkomunikasi secara terbuka dengan kru Ducati adalah faktor penting dalam mempercepat proses adaptasi. “Kami bekerja sangat dekat dengan para insinyur Ducati untuk memahami bagaimana motor bekerja di berbagai kondisi sirkuit, dan ini sangat membantu saya untuk mendapatkan hasil yang lebih baik di setiap balapan,” tambah Marquez.

Melihat hasil awal yang positif, Marquez optimis bisa bersaing untuk merebut gelar juara MotoGP 2024 bersama Ducati. Ia percaya bahwa meskipun masih ada tantangan yang harus dihadapi, potensi motor Ducati yang luar biasa akan memberikan kesempatan besar bagi dirinya untuk kembali ke jalur kemenangan. “Kami sudah melihat perkembangan pesat di setiap balapan, dan saya yakin dengan kerja keras, kami bisa menjadi yang terbaik,” ujar Marquez dengan penuh keyakinan.

Perjalanan Casey Stoner Bersama Ducati: Dari Keraguan hingga Juara MotoGP

Legenda MotoGP, Casey Stoner, berbagi cerita tentang bagaimana ia memulai perjalanan bersama Ducati di pentas MotoGP. Bergabung dengan tim pabrikan asal Italia ini, Stoner berhasil mencatatkan sejarah sebagai juara dunia MotoGP.

Langkah Berani: Bergabung dengan Ducati

Stoner memutuskan bergabung dengan Ducati pada tahun 2007, setelah sebelumnya menjalani debut MotoGP bersama LCR Honda, tim satelit dari Honda, pada 2006. Kepindahan ke Ducati menjadi langkah besar bagi pembalap asal Australia ini, karena ia langsung mendapat dukungan penuh sebagai pembalap tim pabrikan.

“Saat menandatangani kontrak dengan Ducati, saya sangat antusias. Saya bergabung dengan tim resmi dan akan mendapatkan dukungan penuh dari pabrikan,” ungkap Stoner, seperti dikutip dari Motosan pada Kamis (19/12/2024).

Awal yang Tidak Mudah

Meskipun awalnya penuh semangat, Stoner mengakui bahwa ia sempat merasa ragu dengan keputusannya. Setelah mencoba motor Ducati untuk pertama kalinya, ia sempat berpikir bahwa langkahnya bergabung dengan tim tersebut adalah sebuah kesalahan.

“Pada lap pertama dengan motor itu, saya hanya bisa berpikir, ‘Apa yang telah saya lakukan? Ini adalah kesalahan besar,’” kata Stoner.

Menurutnya, motor Ducati kala itu tidak memberikan perasaan nyaman. Namun, Stoner mengapresiasi keunggulan mesin yang mampu menutupi banyak kekurangan dari motor tersebut.

Kerja Keras Berbuah Manis

Terlepas dari tantangan yang dihadapinya, Stoner bersama rekan setimnya, Loris Capirossi, dan seluruh tim Ducati berhasil menciptakan sesuatu yang luar biasa. Hasilnya, pada musim debutnya bersama Ducati di MotoGP 2007, Stoner langsung menyabet gelar juara dunia.

Dalam musim tersebut, ia tampil mendominasi dengan meraih 10 kemenangan dari total 18 seri yang digelar. Bahkan, ia memulai musim itu dengan kemenangan pada balapan pertama.

“Kami, bersama Ducati, Loris Capirossi, dan seluruh tim, melakukan pekerjaan luar biasa dalam mengelola situasi dan menciptakan sesuatu yang memungkinkan kami memenangkan kejuaraan,” ujar Stoner.

Keberhasilan yang Menginspirasi

Keberhasilan Stoner bersama Ducati pada 2007 tidak hanya menjadi pencapaian pribadi, tetapi juga mempertegas reputasi Ducati sebagai salah satu tim terkuat di MotoGP. Kisahnya mengingatkan dunia bahwa kerja keras, kolaborasi tim, dan tekad untuk mengatasi tantangan dapat menghasilkan hasil yang luar biasa.

Davide Tardozzi Bangga Duetkan Francesco Bagnaia Dengan Marc Márquez Di MotoGP

Jakarta – Davide Tardozzi, manajer tim Ducati di MotoGP, mengungkapkan kebanggaannya terkait kemungkinan besar duet antara Francesco Bagnaia dan Marc Márquez di tim Ducati di masa depan. Tardozzi percaya bahwa kolaborasi antara dua pembalap top dunia ini dapat menjadi kunci kesuksesan Ducati di ajang MotoGP, serta membuka era baru dominasi tim asal Italia tersebut.

Menurut Tardozzi, menggabungkan Francesco Bagnaia, yang telah membawa Ducati meraih gelar juara dunia MotoGP 2023, dengan Marc Márquez, juara dunia enam kali, akan menciptakan kombinasi kekuatan yang luar biasa. “Francesco telah menunjukkan kualitas luar biasa dengan Ducati, sementara Marc adalah pembalap yang memiliki kemampuan luar biasa untuk mengembangkan motor dan strategi balap,” kata Tardozzi. Duet ini, menurutnya, dapat meningkatkan performa tim Ducati dan memberikan tantangan lebih besar bagi lawan-lawannya di MotoGP.

Tardozzi juga menegaskan bahwa masa depan Ducati di MotoGP sangat cerah dengan hadirnya kedua pembalap ini. “Kami yakin bahwa dengan duet Bagnaia dan Márquez, kami akan memiliki tim yang sangat kuat. Ducati terus berinovasi, dan dengan pembalap terbaik di dunia, kami memiliki potensi besar untuk mendominasi MotoGP dalam beberapa tahun ke depan,” ungkap Tardozzi. Ducati sudah membuktikan dirinya sebagai tim yang kompetitif, dan dengan tambahan Márquez, tim ini diyakini akan semakin sulit dikalahkan.

Meskipun Marc Márquez belum resmi bergabung dengan Ducati, Tardozzi melihat peluang kerjasama ini sebagai langkah strategis yang saling menguntungkan. “Márquez adalah pembalap yang dapat membawa banyak pengetahuan teknis dan pengalaman balap yang sangat berharga bagi tim. Kolaborasi antara pembalap muda seperti Bagnaia dan pembalap berpengalaman seperti Márquez akan mempercepat perkembangan motor dan strategi tim Ducati,” lanjutnya. Tardozzi berharap kolaborasi ini dapat terwujud dalam waktu dekat, mengingat potensi besar yang dimiliki kedua pembalap tersebut.

Jika duet ini benar-benar terwujud, hal tersebut tidak hanya akan memperkuat Ducati, tetapi juga meningkatkan persaingan di MotoGP. Keberadaan dua pembalap top di tim yang sama pasti akan menambah daya tarik dan intensitas di ajang balap paling bergengsi di dunia tersebut. Tardozzi optimis bahwa dengan duet Bagnaia dan Márquez, Ducati akan terus berkembang dan menjadi tim yang tak terbendung di masa depan.

Tim Yamaha Harus Menunggu Hingga Tengah Musim MotoGP 2025 Guna Bisa Pakai Mesin Baru Setara Ducati

Tim Yamaha MotoGP dipastikan harus menunggu hingga tengah musim 2025 sebelum dapat menggunakan mesin baru yang diharapkan bisa setara dengan performa mesin Ducati yang dominan. Pengumuman ini disampaikan oleh Direktur Tim Yamaha, Lin Jarvis, pada konferensi pers yang diadakan pada Senin (09/12) setelah sesi evaluasi pasca musim 2024.

Menurut Jarvis, meskipun Yamaha telah melakukan sejumlah pembaruan dan pengujian pada prototipe mesin baru, tim akan mengalami keterlambatan dalam memperkenalkan mesin tersebut ke balapan resmi. “Kami sangat berharap bahwa mesin baru ini dapat membawa kami lebih dekat ke level kompetitif seperti Ducati. Namun, kami harus realistis dan menyadari bahwa pengembangan mesin ini memerlukan waktu yang lebih panjang,” ujarnya.

Yamaha mengalami kesulitan dalam menandingi dominasi Ducati, yang telah menunjukkan performa luar biasa dengan mesin Desmosedici di beberapa musim terakhir. Mesin Ducati dinilai sangat kuat dalam hal akselerasi dan kecepatan di lintasan lurus, sementara Yamaha masih berjuang dengan kestabilan dan daya cengkeram pada beberapa sirkuit.

Meski demikian, Jarvis tetap optimis dengan pengembangan yang dilakukan. “Kami tidak akan terburu-buru. Kami berencana untuk menggunakan mesin baru pada tengah musim 2025, yang memungkinkan kami untuk menyesuaikan dengan kondisi nyata di lintasan. Kami berharap mesin ini akan membawa kami kembali ke jalur kemenangan,” tambahnya.

Sementara itu, pembalap Yamaha seperti Fabio Quartararo dan Franco Morbidelli berharap mesin baru ini dapat memberikan mereka keunggulan teknis yang diperlukan untuk bersaing dengan para pembalap Ducati yang sangat dominan. Para penggemar dan tim berharap langkah ini dapat memperkuat daya saing Yamaha di sisa musim 2025.

Pembalap Pecco Bagnaia Usul Ada Poin Bonus Di MotoGP

Milan — Francesco “Pecco” Bagnaia, pembalap Ducati yang baru saja meraih gelar juara dunia MotoGP, mengusulkan adanya sistem poin bonus di ajang balap motor paling bergengsi di dunia tersebut. Usulan ini bertujuan untuk memberikan insentif tambahan bagi pembalap yang menunjukkan performa luar biasa selama musim berlangsung. Bagnaia percaya bahwa penambahan poin bonus dapat membuat persaingan di MotoGP semakin menarik dan lebih adil bagi para pembalap yang tampil konsisten sepanjang musim.

Menurut Bagnaia, sistem poin bonus yang diusulkan akan diberikan kepada pembalap yang berhasil mencatatkan hasil terbaik di setiap seri tertentu, seperti melakukan lap tercepat, meraih pole position, atau bahkan mencatatkan catatan waktu terbaik dalam sesi latihan. Sistem ini dianggap dapat memberikan dorongan ekstra bagi pembalap untuk tampil maksimal di setiap balapan dan meningkatkan elemen strategi dalam kejuaraan. Bagnaia menyatakan bahwa langkah ini dapat menambah daya tarik bagi penggemar dan memberi penghargaan bagi mereka yang konsisten tampil di level tertinggi.

Bagnaia menambahkan bahwa usul poin bonus ini tidak hanya menguntungkan pembalap individu, tetapi juga tim yang berada di belakang mereka. Dengan adanya poin tambahan untuk hasil-hasil tertentu, tim-tim besar yang memiliki teknologi dan sumber daya lebih besar akan semakin terdorong untuk memberikan yang terbaik di setiap aspek balapan. Ini juga membuka peluang bagi pembalap muda atau pembalap yang mungkin tidak berada di tim besar, tetapi mampu menunjukkan performa luar biasa, untuk meraih poin tambahan dan semakin memperkecil jarak dengan pembalap papan atas.

Usulan Bagnaia mendapat perhatian dari banyak pihak, termasuk para penggemar dan pengamat MotoGP. Beberapa penggemar mendukung ide ini, karena mereka percaya hal tersebut akan membuat persaingan semakin ketat dan tidak hanya berfokus pada hasil akhir balapan. Namun, ada juga pihak yang mengingatkan pentingnya menjaga keseimbangan dalam sistem poin, agar tidak mengubah esensi dari ajang balap itu sendiri. Pihak penyelenggara MotoGP sendiri belum memberikan respons resmi mengenai kemungkinan penerapan sistem poin bonus ini pada musim berikutnya.

Jika usulan ini diterima, ini bisa menjadi salah satu perubahan besar dalam regulasi MotoGP di masa depan. MotoGP memang dikenal sebagai ajang balap yang selalu berinovasi dalam hal aturan dan format balapan untuk meningkatkan kualitas kompetisi. Poin bonus bisa menjadi salah satu cara untuk terus meningkatkan daya tarik ajang balap ini, sekaligus memberikan kesempatan yang lebih adil bagi semua pembalap. Ke depannya, pengumuman resmi terkait regulasi baru ini kemungkinan akan ditunggu oleh seluruh komunitas MotoGP.