Category Archives: Berita MotoGP

Marc Marquez Siap Bertarung Untuk Juara Dunia MotoGP 2025 Bersama Ducati Lenovo

Marc Marquez mengungkapkan tekadnya untuk langsung bertarung meraih gelar juara dunia MotoGP 2025 setelah bergabung dengan tim Ducati Lenovo. Marquez, yang sebelumnya membela Gresini Racing, kini siap menghadapi tantangan baru di tim pabrikan Ducati dan menunjukkan bahwa ia tidak mau membuang waktu dalam upayanya kembali ke puncak.

Marquez, yang telah mengalami beberapa tahun sulit akibat cedera, merasa optimis dengan langkahnya bergabung ke Ducati. Ia menyatakan bahwa kesempatan ini adalah momen penting dalam kariernya dan bertekad untuk memanfaatkan sepenuhnya potensi motor Desmosedici GP25. Ini menunjukkan bahwa Marquez memiliki ambisi besar untuk kembali menjadi salah satu pembalap teratas di MotoGP setelah mengalami masa-masa sulit.

Ducati telah memberikan dukungan penuh kepada Marquez, mengingat prestasinya yang mengesankan saat menggunakan motor Ducati tahun lalu. Dengan tiga kemenangan Grand Prix dan peringkat ketiga di klasemen akhir musim 2024, Marquez menunjukkan kemampuannya untuk bersaing di level tertinggi. Ini mencerminkan keyakinan tim terhadap kemampuan Marquez dan harapan untuk meraih kesuksesan bersama.

Bergabungnya Marquez dengan Pecco Bagnaia di tim Ducati Lenovo menciptakan dinamika baru dalam tim. Meskipun keduanya adalah pembalap kelas dunia, manajemen tim optimis bahwa tidak akan ada persaingan ego yang merusak. Mereka percaya bahwa kolaborasi antara kedua pembalap dapat memperkuat performa tim secara keseluruhan. Ini menunjukkan bahwa kerja sama antar pembalap dapat membawa keuntungan bagi tim dalam kompetisi.

Marquez menyadari bahwa meskipun ia memiliki pengalaman dan prestasi, tantangan besar tetap ada di depan. Persaingan ketat dari pembalap lain seperti Jorge Martin dan Francesco Bagnaia akan menjadi penghalang yang harus dihadapi. Namun, ia yakin bahwa dengan dukungan tim dan kerja keras, ia dapat mengatasi rintangan tersebut. Ini mencerminkan sikap positif dan determinasi Marquez dalam menghadapi tantangan.

Dengan semua persiapan yang dilakukan, Marquez berharap dapat memberikan kontribusi signifikan bagi Ducati dalam musim 2025. Ia ingin membuktikan bahwa ia masih merupakan salah satu pembalap terbaik di dunia dan layak untuk kembali meraih gelar juara dunia. Ini menunjukkan bahwa harapan tinggi diletakkan pada dirinya untuk membawa keberhasilan bagi tim.

Dengan semangat juang yang tinggi dan dukungan dari tim Ducati Lenovo, Marc Marquez kini bersiap untuk menghadapi musim baru MotoGP 2025. Semua pihak kini diajak untuk menantikan bagaimana perjalanan Marquez akan berlangsung dan apakah ia dapat merebut kembali gelar juara dunia yang telah lama dirindukannya. Keberhasilan dalam mencapai tujuan ini akan sangat bergantung pada kombinasi antara kemampuan individu dan kekuatan tim dalam menghadapi kompetisi yang ketat.

Marc Marquez Sebut Pembalap Tanpa Kecepatan Sebagai yang Paling Bodoh Di MotoGP

Pada tanggal 4 Januari 2025, pembalap MotoGP Marc Marquez mengungkapkan pendapatnya mengenai pembalap yang dianggapnya paling bodoh di ajang balap motor tersebut. Dalam wawancara terbaru, Marquez menekankan bahwa kecepatan adalah faktor utama yang menentukan keberhasilan seorang pembalap di lintasan.

Marquez menyatakan, “Jika seorang pembalap tidak memiliki kecepatan, maka ia akan terlihat bodoh.” Pernyataan ini mencerminkan pandangannya bahwa kecepatan adalah elemen krusial dalam kompetisi MotoGP. Menurutnya, meskipun seorang pembalap memiliki strategi yang baik, tanpa kecepatan yang memadai, mereka akan kesulitan untuk bersaing dengan pembalap lain yang lebih cepat.

Dalam dunia MotoGP, persaingan sangat ketat dan setiap detik dapat menentukan hasil balapan. Marquez, yang dikenal sebagai salah satu pembalap terbaik sepanjang masa, memahami betul pentingnya performa optimal di setiap balapan. Dengan pernyataan ini, ia mengingatkan bahwa semua pembalap harus terus berusaha meningkatkan kemampuan mereka agar tidak tertinggal.

Pernyataan Marquez ini kemungkinan akan memicu reaksi dari pembalap lain di grid. Beberapa pembalap mungkin setuju dengan pandangannya, sementara yang lain mungkin merasa tersinggung. Hal ini menunjukkan betapa kompetitifnya atmosfer di MotoGP, di mana setiap komentar dapat mempengaruhi hubungan antar pembalap.

Meskipun Marquez memiliki banyak prestasi di dunia balap, ia juga menghadapi tantangan besar setelah serangkaian cedera serius dalam beberapa tahun terakhir. Ia berusaha untuk kembali ke performa terbaiknya dan bersaing dengan generasi baru pembalap yang muncul. Dengan pengalaman dan keterampilan yang dimilikinya, Marquez tetap menjadi salah satu tokoh sentral dalam dunia MotoGP.

Dengan pernyataan tegasnya mengenai pentingnya kecepatan, Marc Marquez menegaskan bahwa untuk sukses di MotoGP, seorang pembalap harus mampu menunjukkan performa terbaik mereka. Tahun 2025 akan menjadi tahun menarik bagi para penggemar MotoGP dengan berbagai dinamika dan persaingan yang semakin ketat. Semua mata kini tertuju pada bagaimana para pembalap akan merespons tantangan ini dan berusaha untuk mencapai puncak performa mereka di lintasan balap.

Jorge Martin Siap Lanjutkan Warisan Aleix Espargaro Di Aprilia Racing

Pada tanggal 1 Januari 2025, Jorge Martin, juara dunia MotoGP yang baru saja dinobatkan, mengungkapkan kesiapan dan komitmennya untuk melanjutkan warisan Aleix Espargaro di Aprilia Racing. Martin akan menggantikan Espargaro yang telah memutuskan untuk pensiun setelah musim 2024, dan ia bertekad untuk membawa tim ke level yang lebih tinggi.

Keputusan Jorge Martin untuk bergabung dengan Aprilia Racing merupakan langkah besar dalam kariernya. Setelah beberapa tahun berkompetisi dengan Ducati, Martin kini siap menghadapi tantangan baru dengan motor RS-GP. “Saya sangat bersemangat untuk bergabung dengan Aprilia dan melanjutkan apa yang telah dibangun oleh Aleix,” ungkap Martin dalam konferensi pers. Perpindahan ini juga menciptakan harapan baru bagi tim yang ingin bersaing di puncak klasemen.

Aleix Espargaro, mantan pembalap utama Aprilia, memberikan dukungan penuh kepada sahabatnya, Martin. Ia menyatakan keyakinannya bahwa Martin memiliki semua kualitas yang diperlukan untuk sukses di tim tersebut. “Jorge adalah teman baik saya, dan saya sangat senang melihatnya mengambil alih motor saya,” kata Espargaro. Dukungan ini menunjukkan hubungan erat antara kedua pembalap meskipun terjadi perubahan besar dalam tim.

Meskipun memiliki pengalaman yang luas, Martin menyadari bahwa beradaptasi dengan motor baru bukanlah hal yang mudah. Ia mengakui bahwa peralihan dari Ducati ke Aprilia akan menjadi tantangan tersendiri, terutama mengingat perbedaan karakteristik kedua motor. “Saya tahu ini tidak akan mudah, tetapi saya siap bekerja keras untuk memahami motor ini dan meraih hasil terbaik,” tambahnya.

Martin memiliki ambisi besar untuk membawa Aprilia meraih kesuksesan di MotoGP. Dengan pencapaian sebagai juara dunia di belakangnya, ia berharap dapat memanfaatkan pengalaman tersebut untuk meningkatkan performa tim. “Saya ingin membantu Aprilia menjadi salah satu tim teratas di MotoGP dan meraih kemenangan bersama mereka,” ujar Martin.

Dengan bergabungnya Jorge Martin ke Aprilia Racing, semua pihak kini menantikan bagaimana ia akan melanjutkan warisan Aleix Espargaro dan membawa tim menuju kesuksesan lebih lanjut. Tahun 2025 diharapkan menjadi tahun yang penuh tantangan dan peluang bagi Martin dan timnya. Dengan dukungan dari penggemar dan rekan-rekannya, harapan untuk mencapai prestasi tinggi semakin nyata di depan mata.

Ratapan Francesco Bagnaia: Peluang yang Hilang Untuk Menyaingi Marc Marquez Di MotoGP 2019

Pada tanggal 28 Desember 2024, Francesco Bagnaia, pembalap MotoGP asal Italia, mengungkapkan kekecewaannya terkait peluang yang hilang untuk menyaingi Marc Marquez pada musim 2019. Meskipun debutnya di kelas utama bersama tim Pramac Ducati cukup menjanjikan, Bagnaia merasa bahwa ia tidak dapat mencapai level yang sama dengan Marquez, yang meraih gelar juara dunia ke-8 pada tahun tersebut.

Francesco Bagnaia memulai karirnya di MotoGP pada 2019 setelah menjadi juara dunia Moto2 pada tahun sebelumnya. Dengan nomor 63, ia bergabung dengan tim Pramac Ducati dan menunjukkan potensi besar. Meskipun mengalami beberapa tantangan dan ketidakstabilan selama musim debutnya, ia berhasil mencatatkan beberapa hasil baik, termasuk finis keempat di Grand Prix Australia. Namun, ketidakberuntungannya dalam beberapa balapan membuatnya hanya menempati posisi ke-15 di klasemen akhir dengan 54 poin.

Sementara Bagnaia berjuang untuk menemukan ritme, Marc Marquez tampil luar biasa dengan mengamankan gelar juara dunia kedelapan. Marquez mencatatkan 12 kemenangan dan hanya satu kali gagal finis di posisi dua besar sepanjang musim. Keberhasilan Marquez tidak hanya menunjukkan kemampuannya yang luar biasa tetapi juga kekuatan tim Repsol Honda yang mendominasi balapan. Hal ini membuat para pesaing, termasuk Bagnaia, merasa tertekan untuk mengejar ketertinggalan.

Bagnaia menyadari bahwa salah satu faktor yang menghambatnya untuk bersaing dengan Marquez adalah kurangnya pengalaman di kelas utama. Meskipun memiliki keterampilan dan bakat, ia harus menghadapi kenyataan bahwa banyak pembalap lain juga berjuang untuk mengimbangi dominasi Marquez. Selain itu, tim Pramac tidak memiliki sumber daya dan dukungan teknis yang sama seperti tim pabrikan Ducati, yang membuat perbedaan signifikan dalam performa motor.

Dalam refleksinya, Bagnaia menyatakan bahwa pengalaman musim 2019 membantunya belajar banyak tentang kompetisi di tingkat tertinggi. Ia menyadari pentingnya konsistensi dan strategi dalam setiap balapan. Pengalaman tersebut menjadi pelajaran berharga yang membantunya berkembang sebagai pembalap dan mempersiapkan diri untuk tantangan di masa mendatang.

Dengan pencapaian yang lebih baik di musim-musim berikutnya, termasuk meraih gelar juara dunia MotoGP pada tahun 2022 dan 2023, Bagnaia menunjukkan bahwa ia telah belajar dari perjalanan awalnya. Ia berharap dapat kembali bersaing di puncak dan menantang pembalap-pembalap terbaik seperti Marquez dalam waktu dekat. Kekecewaan dari musim 2019 kini menjadi motivasi bagi Bagnaia untuk terus meningkatkan performanya.

Ratapan Francesco Bagnaia tentang peluang yang hilang di MotoGP 2019 mencerminkan perjalanan seorang pembalap muda yang sedang mencari jati diri dalam dunia balap motor yang kompetitif. Dengan pengalaman dan pelajaran yang diperoleh dari masa lalu, ia bertekad untuk mencapai kesuksesan lebih besar di masa depan dan menyaingi para legenda seperti Marc Marquez.

Ducati Optimis Rebut Gelar Juara Dunia MotoGP 2025 dengan Kekuatan Baru

Tim pabrikan Ducati menatap musim MotoGP 2025 dengan keyakinan tinggi dan optimisme besar untuk merebut kembali gelar juara dunia. Setelah gagal merebut gelar pada musim 2024 meski tampil impresif, Ducati menganggap bahwa musim depan akan menjadi kesempatan emas mereka. Pada musim lalu, pebalap utama Ducati, Francesco Bagnaia, berhasil memenangkan 11 dari 20 balapan utama namun harus puas berada di posisi kedua setelah Jorge Martin dari tim Pramac.

Meski dominan dengan raihan 498 poin, Bagnaia gagal mempertahankan konsistensi yang dibutuhkan untuk merebut gelar juara dunia. Jorge Martin, dengan 508 poin, akhirnya mengakhiri musim 2024 sebagai juara dunia. Namun, Ducati tidak terlalu kecewa dengan hasil tersebut dan tetap yakin bahwa mereka mampu meraih kesuksesan di musim depan, berkat persiapan matang dan komposisi rider yang lebih kuat.

Pada MotoGP 2025, Ducati akan memperkuat tim mereka dengan kehadiran rider legendaris Marc Marquez, yang bergabung dengan Francesco Bagnaia. Marquez, yang dikenal sebagai “Baby Alien,” adalah pemegang delapan gelar juara dunia dan menjadi salah satu pembalap paling berpengalaman di dunia balap motor. Marquez sendiri berhasil finis di posisi ketiga pada klasemen akhir MotoGP 2024 bersama Gresini Racing, dengan mengumpulkan 392 poin.

Davide Tardozzi, manajer tim Ducati, mengungkapkan keyakinannya terhadap tim dan para rider yang mereka miliki. “Saya sangat yakin dengan kemampuan para rider kami. Kami memiliki kombinasi yang sempurna antara pengalaman dan kecepatan. Saya percaya bahwa ‘nomor 1’ kami akan kembali merebut gelar juara dunia,” ujar Tardozzi dalam wawancaranya dengan Marca.

MotoGP 2025 akan dimulai pada Maret 2024 dengan GP Thailand sebagai seri pembuka. Musim depan akan menghadirkan total 22 balapan, yang berarti para pembalap akan menghadapi tantangan yang lebih besar dan persaingan yang semakin ketat. Ducati percaya dengan pengalaman dan kekuatan tim yang lebih solid, mereka akan kembali menjadi tim yang harus diwaspadai di setiap balapan.

Marc Marquez Bongkar Resep Adaptasi Cepatnya Dengan Tim Ducati Di MotoGP 2024

Pada 23 Desember 2024, Marc Marquez, pembalap MotoGP asal Spanyol, memberikan wawancara eksklusif mengenai kecepatan adaptasinya dengan Ducati setelah bergabung dengan tim tersebut pada musim 2024. Marquez yang terkenal dengan prestasi gemilangnya bersama Honda, mencuri perhatian dengan penampilan luar biasa di awal musim ini meskipun hanya baru beradaptasi dengan karakteristik motor Ducati. Dia mengungkapkan bahwa pengalaman panjangnya di MotoGP dan kemauannya untuk belajar telah membantunya beradaptasi lebih cepat daripada yang diperkirakan banyak orang.

Marquez menjelaskan bahwa kunci utama dari adaptasi cepatnya dengan Ducati adalah pengalaman bertahun-tahun di ajang MotoGP yang membentuk mentalitasnya. “Saya sudah lama berada di dunia ini, dan setiap motor memiliki karakteristik yang berbeda. Tapi, yang paling penting adalah memiliki mentalitas yang selalu ingin berkembang dan belajar,” ujar Marquez. Dia menambahkan bahwa meskipun Ducati sangat berbeda dibandingkan dengan Honda, ia merasa tantangan itu justru membuatnya semakin termotivasi untuk bekerja lebih keras.

Selain pengalaman, Marquez juga menyoroti pentingnya kerja sama yang solid dengan tim teknisi Ducati. Dia menyebutkan bahwa menganalisis data balapan dengan seksama dan berkomunikasi secara terbuka dengan kru Ducati adalah faktor penting dalam mempercepat proses adaptasi. “Kami bekerja sangat dekat dengan para insinyur Ducati untuk memahami bagaimana motor bekerja di berbagai kondisi sirkuit, dan ini sangat membantu saya untuk mendapatkan hasil yang lebih baik di setiap balapan,” tambah Marquez.

Melihat hasil awal yang positif, Marquez optimis bisa bersaing untuk merebut gelar juara MotoGP 2024 bersama Ducati. Ia percaya bahwa meskipun masih ada tantangan yang harus dihadapi, potensi motor Ducati yang luar biasa akan memberikan kesempatan besar bagi dirinya untuk kembali ke jalur kemenangan. “Kami sudah melihat perkembangan pesat di setiap balapan, dan saya yakin dengan kerja keras, kami bisa menjadi yang terbaik,” ujar Marquez dengan penuh keyakinan.

Isack Hadjar: Bintang Baru Racing Bulls di Formula 1

Bak mendapat durian runtuh, karier Isack Hadjar mendadak melejit. Pembalap muda ini dipromosikan oleh Racing Bulls ke Formula 1 setelah Sergio Perez keluar dari Red Bull. Siapakah sosok pemain baru di kelas elite ini?

Isack Hadjar baru saja dikontrak oleh Racing Bulls untuk musim Formula 1 2025, mengundang banyak spekulasi mengenai masa depan Sergio Perez di Red Bull. Awalnya, Liam Lawson dipandang sebagai kandidat utama untuk menggantikan Perez setelah menggantikan Daniel Ricciardo di pertengahan 2024. Namun, kesempatan tak terduga untuk Hadjar muncul dan mengubah segalanya.

Dalam persaingan yang ketat, Hadjar bersaing dengan pembalap Williams, Franco Colapinto, untuk memperebutkan posisi di Racing Bulls. Colapinto, yang menggantikan Logan Sargeant menjelang Grand Prix Italia, tampil mengesankan dengan serangkaian penampilan gemilang. Meski begitu, Hadjar tidak menyerah dan terus menunjukkan performa terbaiknya.

Hadjar gagal meraih gelar juara di F2 setelah menghadapi berbagai tantangan sepanjang musim. Meski demikian, ia berhasil mencatatkan empat kemenangan dalam Feature Race yang lebih panjang, menunjukkan bahwa dirinya layak bersaing di tingkat yang lebih tinggi. Kesuksesannya ini membuat Racing Bulls memberinya kesempatan untuk berlaga di Formula 1.

Hadjar akan bergabung dengan Yuki Tsunoda di Racing Bulls pada 2025. Kehadiran Tsunoda memberikan Hadjar kesempatan untuk belajar dari pengalaman rekan setimnya dalam memahami dinamika tim dan Formula 1 secara keseluruhan.

Siapakah Isack Hadjar?

Hadjar adalah pembalap muda berusia 20 tahun dengan kewarganegaraan Prancis-Aljazair yang lahir di Paris. Ia adalah salah satu dari sedikit pembalap F1 modern yang mencapai puncak tanpa mencatatkan satu pun gelar juara, meskipun bakatnya di balik kemudi sudah tidak diragukan lagi.

Karier Hadjar dimulai di dunia gokart pada tahun 2014 hingga 2018. Prestasi terbaiknya terjadi pada tahun 2016 ketika ia meraih posisi kedua di kelas kadet Coupe de France dan Challenge Rotax Max France. Pada akhir 2018, Hadjar beralih ke dunia balap mobil dan pertama kali berkompetisi di Kejuaraan Musim Dingin Ginetta Junior bersama Elite Motorsport.

Pada tahun 2019, Hadjar mengikuti Kejuaraan F4 Prancis dan meraih kemenangan pertamanya di Spa-Francorchamps. Ia mengakhiri musim tersebut di posisi ketujuh dengan tiga kemenangan dan 11 podium. Pada tahun 2021, Hadjar melompat ke Formula Regional Eropa dan mencatatkan kemenangan di Monako dan Monza, bersaing dengan Paul Aron, Zane Maloney, dan Franco Colapinto.

Pada tahun 2022, Hadjar bergabung dengan program junior Red Bull dan berkompetisi di F3, meraih tiga kemenangan dan finis di posisi keempat secara keseluruhan. Dua tahun kemudian, Hadjar berkompetisi di F2 bersama Hitech dan Campos, mencatatkan empat kemenangan di musim terakhirnya.

Hadjar Siap Menghadapi Tantangan di Formula 1

Hadjar menyelesaikan sesi FP1 terakhirnya untuk Red Bull menjelang Grand Prix Abu Dhabi, bersamaan dengan acara penentuan gelar juara F2. Meskipun musim F2 berakhir dengan catatan kurang memuaskan, Hadjar percaya bahwa ia telah menunjukkan kemampuan terbaiknya di kategori junior dan siap menghadapi tantangan di Formula 1.

“Sejujurnya, saya rasa sudah cukup menunjukkan kemampuan saya di F2,” ujarnya di Abu Dhabi. “Apa yang akan terjadi pada Sabtu dan Minggu nanti tidak akan mempengaruhi masa depan saya. Saya sangat ingin membawa gelar juara untuk saya dan tim saya.”

Hadjar juga ikut serta dalam tes rookie pascamusim, mengendarai mobil Red Bull bersama Yuki Tsunoda dan menyelesaikan 125 lap dengan catatan waktu yang impresif. Dengan segala persiapan dan pengalaman yang dimilikinya, Hadjar siap menggebrak Formula 1 dan membuktikan dirinya sebagai salah satu bintang masa depan di dunia balap.

Perpisahan Emosional, Ferrari Hadiahkan F1-75 Bersejarah kepada Carlos Sainz

Carlos Sainz mengucapkan selamat tinggal yang emosional kepada Ferrari dengan momen bersejarah bersama ayahnya, Carlos Sainz Sr., di sirkuit Fiorano. Dalam acara khusus ini, Ferrari memberikan Sainz sebuah kejutan tak terlupakan: salah satu mobil F1-75 yang digunakannya untuk meraih kemenangan Grand Prix pertama dalam kariernya.

Momen ini menjadi penutup perjalanan empat musim Sainz bersama Ferrari, di mana ia telah menunjukkan penampilan mengesankan dan keterikatan yang kuat dengan tim. Carlos Sainz, yang akan menyerahkan posisinya kepada Lewis Hamilton mulai 1 Januari 2025, meninggalkan Ferrari dengan berbagai kenangan manis dan prestasi yang membanggakan.

Sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi dan komitmennya, Ferrari memberikan Sainz kesempatan untuk mengendarai F1-75 di Fiorano bersama ayahnya. Mobil tersebut merupakan single-seater pertama dengan efek tanah dari serangkaian regulasi baru, dan memiliki nilai historis bagi Sainz karena membawa kemenangan pertama dalam Grand Prix Inggris 2022.

Hadiah ini menjadi simbol penghargaan dari Ferrari atas kontribusi Sainz selama berada di tim Kuda Jingkrak. Prestasi Sainz, yang telah meraih beberapa podium namun belum pernah mencapai puncak tertinggi, mendapatkan pengakuan dan apresiasi yang layak. Dengan hadiah ini, Sainz bergabung dengan deretan pembalap hebat seperti Sebastian Vettel dan Fernando Alonso yang juga menerima mobil Formula 1 dari Ferrari.

Fred Vasseur, prinsipal tim Ferrari, mengungkapkan momen-momen paling berkesan bersama Sainz, termasuk kemenangan di Australia setelah operasi usus buntu dan pole position di Monza serta kemenangan di Singapura. Vasseur menyatakan rasa terima kasihnya kepada Sainz atas dua musim luar biasa yang telah mereka lalui bersama.

Dengan perpisahan ini, Ferrari dan Sainz menyisakan cerita yang penuh dengan kenangan indah, dedikasi, dan profesionalisme. Meski harus berpisah untuk memberi jalan bagi Lewis Hamilton, warisan Sainz di Ferrari akan selalu dikenang dan dihargai.

Perjalanan Casey Stoner Bersama Ducati: Dari Keraguan hingga Juara MotoGP

Legenda MotoGP, Casey Stoner, berbagi cerita tentang bagaimana ia memulai perjalanan bersama Ducati di pentas MotoGP. Bergabung dengan tim pabrikan asal Italia ini, Stoner berhasil mencatatkan sejarah sebagai juara dunia MotoGP.

Langkah Berani: Bergabung dengan Ducati

Stoner memutuskan bergabung dengan Ducati pada tahun 2007, setelah sebelumnya menjalani debut MotoGP bersama LCR Honda, tim satelit dari Honda, pada 2006. Kepindahan ke Ducati menjadi langkah besar bagi pembalap asal Australia ini, karena ia langsung mendapat dukungan penuh sebagai pembalap tim pabrikan.

“Saat menandatangani kontrak dengan Ducati, saya sangat antusias. Saya bergabung dengan tim resmi dan akan mendapatkan dukungan penuh dari pabrikan,” ungkap Stoner, seperti dikutip dari Motosan pada Kamis (19/12/2024).

Awal yang Tidak Mudah

Meskipun awalnya penuh semangat, Stoner mengakui bahwa ia sempat merasa ragu dengan keputusannya. Setelah mencoba motor Ducati untuk pertama kalinya, ia sempat berpikir bahwa langkahnya bergabung dengan tim tersebut adalah sebuah kesalahan.

“Pada lap pertama dengan motor itu, saya hanya bisa berpikir, ‘Apa yang telah saya lakukan? Ini adalah kesalahan besar,’” kata Stoner.

Menurutnya, motor Ducati kala itu tidak memberikan perasaan nyaman. Namun, Stoner mengapresiasi keunggulan mesin yang mampu menutupi banyak kekurangan dari motor tersebut.

Kerja Keras Berbuah Manis

Terlepas dari tantangan yang dihadapinya, Stoner bersama rekan setimnya, Loris Capirossi, dan seluruh tim Ducati berhasil menciptakan sesuatu yang luar biasa. Hasilnya, pada musim debutnya bersama Ducati di MotoGP 2007, Stoner langsung menyabet gelar juara dunia.

Dalam musim tersebut, ia tampil mendominasi dengan meraih 10 kemenangan dari total 18 seri yang digelar. Bahkan, ia memulai musim itu dengan kemenangan pada balapan pertama.

“Kami, bersama Ducati, Loris Capirossi, dan seluruh tim, melakukan pekerjaan luar biasa dalam mengelola situasi dan menciptakan sesuatu yang memungkinkan kami memenangkan kejuaraan,” ujar Stoner.

Keberhasilan yang Menginspirasi

Keberhasilan Stoner bersama Ducati pada 2007 tidak hanya menjadi pencapaian pribadi, tetapi juga mempertegas reputasi Ducati sebagai salah satu tim terkuat di MotoGP. Kisahnya mengingatkan dunia bahwa kerja keras, kolaborasi tim, dan tekad untuk mengatasi tantangan dapat menghasilkan hasil yang luar biasa.

Augusto Fernandez Ditetapkan Sebagai Test Rider Tim Yamaha MotoGP 2025

Pada 18 Desember 2024, Yamaha MotoGP mengumumkan bahwa Augusto Fernandez, pembalap asal Spanyol, akan bergabung sebagai test rider untuk tim Yamaha MotoGP mulai musim 2025. Keputusan ini merupakan bagian dari upaya Yamaha untuk terus mengembangkan teknologi dan meningkatkan performa motor mereka di ajang MotoGP. Fernandez, yang dikenal sebagai juara dunia Moto2 2022, dipilih karena kemampuannya dalam memahami dinamika motor serta pengalamannya yang luas di kejuaraan dunia balap motor.

Sebagai test rider, Augusto Fernandez akan bertanggung jawab untuk menguji berbagai komponen teknis dan inovasi yang dikembangkan oleh Yamaha. Perannya meliputi pengujian motor pada sesi-sesi pramusim dan pengembangan elemen-elemen baru yang dapat meningkatkan performa motor Yamaha di musim balap. Test rider adalah posisi kunci yang membantu tim dalam menyempurnakan setelan motor dan memberikan umpan balik yang berguna bagi para pembalap utama.

Pemilihan Fernandez sebagai test rider Yamaha bukanlah tanpa alasan. Pengalamannya dalam berbagai kategori balap, termasuk kesuksesannya di Moto2 dan prestasinya dalam mengembangkan kecepatan motor, menjadikannya pilihan yang sangat tepat. Selain itu, Fernandez juga dikenal memiliki kepekaan yang tinggi terhadap perubahan karakter motor, yang sangat penting dalam pengujian dan evaluasi setiap update teknologi yang diterapkan Yamaha.

Peran Fernandez sebagai test rider diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi tim Yamaha, terutama dalam upaya mereka untuk bersaing dengan tim-tim besar lainnya di MotoGP. Dengan bantuan Fernandez, Yamaha dapat terus mengasah teknologi motor mereka dan memastikan bahwa motor yang digunakan oleh para pembalap utama siap bersaing di level tertinggi MotoGP, membawa harapan baru bagi tim dan para penggemarnya.