Tag Archives: Red bull

Jurgen Klopp Kembali Ke Dunia Sepak Bola Dengan Posisi Baru Di Red Bull

Pada 9 Oktober 2024, Jurgen Klopp secara resmi diumumkan sebagai Kepala Global Sepak Bola di Red Bull, menandai kembalinya dia ke dunia sepak bola setelah meninggalkan Liverpool. Peran ini akan dimulai pada 1 Januari 2025 dan menjadikannya bagian dari jaringan klub Red Bull yang terkenal di seluruh dunia.

Dalam perannya, Klopp tidak akan terlibat dalam operasi sehari-hari klub, tetapi akan memberikan visi strategis untuk membantu pengembangan klub-klub Red Bull, termasuk RB Leipzig dan New York Red Bulls. Dia juga akan terlibat dalam pengembangan pelatih dan dukungan untuk operasi scouting global.

Klopp menyatakan kegembiraannya tentang proyek multi-klub ini, dengan mengatakan, “Setelah hampir 25 tahun di pinggir lapangan, saya tidak bisa lebih bersemangat untuk terlibat dalam proyek seperti ini.” Sementara itu, CEO Red Bull, Oliver Mintzlaff, menilai bahwa penunjukan Klopp adalah langkah besar bagi organisasi mereka dalam sepak bola internasional.

Selama kariernya, Klopp terkenal dengan gaya permainan “heavy metal” yang mengutamakan serangan dan intensitas. Di Liverpool, ia membawa klub tersebut meraih berbagai gelar, termasuk Liga Champions dan Premier League. Dengan pengalaman dan visi yang dimilikinya, banyak yang berharap Klopp dapat memberikan dampak positif bagi jaringan klub Red Bull.

Dengan posisi barunya, Klopp siap untuk mengembangkan talenta sepak bola dan memberikan inovasi dalam dunia olahraga yang terus berkembang ini​.

Red Bull Bungkam, Penyebab Gagalnya Kualifikasi F1 GP Italia Masih Misteri

Christian Horner, bos Red Bull, mengakui bahwa mereka masih belum memahami penyebab dari hasil kualifikasi yang mengecewakan di Grand Prix Italia.

Horner menyebutkan ada sesuatu yang tidak berjalan dengan baik pada mobil Formula 1 mereka.

Pada sesi kualifikasi terakhir yang berlangsung Sabtu (31/8/2024) sore, Verstappen dan Perez tampak bersaing ketat dengan tim-tim lain seperti McLaren, Mercedes, dan Ferrari.

Namun, ketika ketiga tim tersebut berlomba untuk mendapatkan posisi start terbaik, Red Bull malah mengalami penurunan performa yang signifikan.

Yang mengejutkan, masalah tidak hanya terletak pada penanganan mobil Red Bull yang belum optimal, tetapi juga pada penurunan drastis waktu lap Verstappen di Q3.

Verstappen justru mencatat waktu 0,4 detik lebih lambat dengan ban lunak baru dibandingkan dengan saat ia menggunakan ban bekas di Q2. Ini membuat tim Red Bull bingung dengan penurunan kecepatan yang tiba-tiba.

“Kami benar-benar tidak paham bagaimana bisa mencatatkan waktu 1 menit 19,6 detik dengan ban bekas, tapi dengan dua set ban baru tidak bisa lebih baik dari 1 menit 20,0 detik,” ungkap Horner kepada Sky Sports F1.

“Verstappen tidak menemukan keseimbangan yang baik, jadi jelas ada sesuatu yang terjadi yang tidak kami pahami saat ini.

Kami perlu mempelajari hal ini dan mencari tahu mengapa dengan ban bekas kami bisa lebih cepat, tetapi dengan ban baru kami justru kehilangan performa.”

Di Q2, situasinya masih terlihat cukup baik meski Verstappen sudah merasakan karakteristik pengendalian yang kurang ideal. Namun, begitu memasuki Q3, terjadi sesuatu yang membuat mereka tertinggal jauh dari tim lain yang justru lebih cepat dengan ban baru.

Pada Grand Prix Belanda pekan lalu, Red Bull mencoba berbagai set-up untuk mengatasi masalah keseimbangan pada RB20, termasuk menguji konfigurasi lantai yang berbeda untuk Verstappen dan Perez.

Namun, setelah satu minggu berlalu, solusi yang dicari belum juga ditemukan.

“Kami mencoba spesifikasi lama akhir pekan lalu untuk melihat apakah itu bisa memperbaiki masalah yang ada, tapi ternyata masalah karakteristik pengendalian masih ada, sama seperti yang kami alami sejak awal tahun,” lanjut Horner.

“Data yang diperoleh sangat banyak, tetapi masih ada banyak hal yang perlu kami pikirkan. Kami Redbull sangat pasti segera menemukan solusinya untuk team kami sendiri.

Kita bisa melihat McLaren telah membuat kemajuan signifikan dalam beberapa balapan terakhir. Di sini, kami berada di belakang Ferrari dan Mercedes.”

Horner menyimpulkan bahwa ada sesuatu yang jelas tidak bekerja dengan baik pada mobil mereka, dan tim sedang berusaha keras untuk mengidentifikasi dan mengatasinya.

“Pertama-tama, kita harus memahami masalahnya, kemudian menemukan solusinya, dan akhirnya menerapkannya. Ini adalah tantangan teknis yang membutuhkan solusi teknis.”