Tag Archives: MMA

https://recortesdamoda.com

Ian Machado Garry Jadi Petarung Cadangan UFC 315 untuk Laga Perebutan Gelar Kelas Welter

CEO Ultimate Fighting Championship (UFC), Dana White, baru-baru ini mengumumkan bahwa Ian Machado Garry akan bertindak sebagai petarung cadangan untuk laga perebutan gelar kelas welter antara Belal Muhammad dan Jack Della Maddalena di UFC 315, yang dijadwalkan berlangsung pada 10 Mei di Kanada. Pengumuman ini datang setelah Garry berhasil meraih kemenangan atas Carlos Prates di UFC Kansas City, yang memberikan bukti lebih lanjut tentang kemampuannya untuk bertarung dengan siapapun dalam waktu singkat.

Dana White memuji Garry karena sering tampil dalam laga-laga mendadak. Sebelumnya, Garry hanya diberi pemberitahuan dalam waktu singkat untuk bertarung melawan Shavkat Rakhmonov dengan pemberitahuan hanya 21 hari sebelumnya, dan juga melawan Prates dengan pemberitahuan 25 hari sebelumnya. White mengungkapkan bahwa Garry sangat siap bertarung melawan siapa saja dan penampilan solidnya di UFC Kansas City menambah keyakinan bahwa ia pantas untuk menjadi petarung cadangan dalam pertandingan UFC 315 yang sangat dinantikan.

Dengan penetapan tersebut, Garry kini bersiap untuk kemungkinan tampil dalam laga perebutan gelar kelas welter antara Belal Muhammad, yang berhasil meraih sabuk juara setelah mengalahkan Leon Edwards pada Juli 2024, dan Jack Della Maddalena yang tengah berusaha melanjutkan rekor impresifnya dengan 17 kemenangan berturut-turut, termasuk tujuh kemenangan di UFC. Sementara itu, Garry, yang mencatatkan satu-satunya kekalahannya di UFC saat bertanding melawan Rakhmonov pada Desember 2024, kini telah kembali ke jalur kemenangan dengan meraih kemenangan melalui keputusan juri atas Prates di UFC Kansas City. Hal ini menunjukkan bahwa ia tetap menjadi ancaman besar di kelas welter UFC dan siap untuk peluang besar di masa depan.

Global Fight League Batalkan Debutnya, Masa Depan Liga MMA Masih Terbuka

Global Fight League (GFL), promotor baru dalam dunia olahraga seni bela diri campuran (MMA), telah membatalkan dua acara pertama mereka yang direncanakan di Los Angeles pada 24-25 Mei 2025. Hal ini dikonfirmasi oleh Direktur Eksekutif Komisi Atletik Negara Bagian California, Andy Foster, yang menyatakan bahwa kedua ajang yang semula dijadwalkan di Auditorium Shrine, Los Angeles, telah dibatalkan. Meskipun demikian, masih ada pembicaraan mengenai kemungkinan penjadwalan ulang acara tersebut, namun nasib petarung yang telah menandatangani kontrak dengan GFL masih belum jelas setelah penundaan ini.

Pada awalnya, GFL berencana untuk memulai debutnya pada bulan April, namun kemudian jadwalnya bergeser ke bulan Mei. Namun, dengan adanya pembatalan terbaru ini, tidak ada kejelasan lebih lanjut mengenai kelanjutan liga tersebut. GFL adalah liga MMA baru yang mengusung konsep tim global, dengan petarung mewakili wilayah atau negara tertentu, seperti London, Dubai, Miami, Los Angeles, New York, dan Sao Paulo. Dengan sistem liga yang mirip olahraga tim profesional, GFL bertujuan untuk membangun komunitas MMA yang lebih erat dan menetapkan standar baru dalam dunia pertarungan profesional.

Namun, menjelang peluncuran yang dijadwalkan, GFL menghadapi kendala keuangan yang serius. Kegagalan investor utama dalam memenuhi kewajiban keuangan mereka menjadi penyebab utama penundaan ini. GFL, yang semula berniat menjadi promotor besar di dunia MMA dengan ide-ide inovatif dan format berbasis tim, kini menghadapi tantangan besar. Banyak yang meragukan masa depan liga ini setelah masalah yang dihadapinya sejak awal, meskipun GFL sebelumnya telah menarik perhatian dengan rencana menghadirkan petarung veteran dari berbagai organisasi, termasuk mantan juara UFC.

Sean O’Malley Janji Penampilan Lebih Baik di Laga Ulang Melawan Merab Dvalishvili

Petinju kelas bantam UFC, Sean O’Malley, berjanji akan menunjukkan penampilan yang jauh lebih baik saat menghadapi laga ulang melawan juara bertahan Merab Dvalishvili di UFC 316, New Jersey, pada 7 Juni 2025. Melalui saluran YouTube-nya, O’Malley menyatakan bahwa dirinya akan tampil lebih lincah dan dalam kondisi yang lebih prima dibandingkan saat mereka bertemu di UFC 306 pada September 2024, di mana Dvalishvili merebut gelar juara bantam dari O’Malley melalui keputusan mutlak. Ia mengungkapkan bahwa di laga ulang ini, ia akan menunjukkan versi terbaik dirinya yang lebih siap dan lebih bertenaga.

O’Malley mendapat kesempatan untuk merebut kembali gelar juaranya setelah CEO UFC, Dana White, mengumumkan laga ulang tersebut. Menyambut laga itu, O’Malley berjanji untuk bertarung dengan kemampuan terbaiknya. Ia juga mengungkapkan bahwa meskipun ada beberapa tantangan di kamp pelatihan sebelumnya, seperti cedera dan masalah lainnya, ia merasa sangat siap dan dalam kondisi terbaik untuk menghadapi Dvalishvili di laga mendatang. Dia mengaku telah mempersiapkan diri dengan sangat matang dan menganggap ini sebagai kesempatan besar untuk membuktikan kemampuannya.

O’Malley merasa yakin dengan kemampuannya setelah menjalani pemusatan latihan intens. Ia menyebutkan bahwa meskipun ada beberapa masalah pada pinggulnya yang sudah diperbaiki melalui operasi, ia telah pulih sepenuhnya dan merasa lebih kuat dari sebelumnya. Menurutnya, dengan latihan yang telah dilakukan selama beberapa minggu terakhir, ia merasa 70 persen lebih baik dibandingkan kondisi saat laga pertama. Petarung berjulukan “Suga” ini bertekad membuktikan bahwa kekalahan di pertemuan pertama hanya karena ia tidak dalam kondisi terbaik saat itu. Ia pun bertekad untuk menunjukkan bahwa dirinya bisa bangkit dan merebut kembali gelar yang telah hilang.

Dana White Umumkan Laga Ulang Perebutan Gelar Kelas Bantam antara Dvalishvili dan O’Malley di UFC 316

CEO UFC, Dana White, mengumumkan laga ulang yang sangat dinantikan untuk perebutan gelar juara kelas bantam antara Merab Dvalishvili dan Sean O’Malley. Pertarungan ini akan digelar di UFC 316 pada 7 Juni di New Jersey. Keputusan ini mengikuti hasil UFC 306 pada September 2024, di mana Dvalishvili merebut gelar dari O’Malley dengan kemenangan mutlak. Dvalishvili akan berusaha mempertahankan gelarnya untuk kedua kalinya setelah penampilan impresif melawan Umar Nurmagomedov pada Januari lalu, di mana ia keluar sebagai pemenang melalui lima ronde penuh. Kemenangan tersebut terjadi hanya beberapa bulan setelah ia menaklukkan O’Malley dengan penampilan yang dominan. Sementara itu, O’Malley yang kehilangan gelar dalam pertarungan tersebut kini bertekad untuk merebut kembali sabuk juara. Selain itu, UFC 316 juga akan menghadirkan pertarungan menarik di laga pendukung utama, di mana Amanda Nunes yang pernah menjadi juara kelas bantam UFC akan menghadapi juara Olimpiade dua kali, Kayla Harrison. Harrison, yang baru saja bergabung dengan UFC setelah menandatangani kontrak sebagai atlet bebas, telah mencatatkan kemenangan beruntun atas Holly Holm dan Ketlen Vieira. Harrison akan berusaha menjadi juara UFC dengan mengalahkan Pena, yang sebelumnya meraih gelar setelah kemenangan epiknya atas Nunes pada 2021. Laga ini menjanjikan persaingan ketat di kelas bantam, menambah keseruan UFC 316 yang sudah dinantikan oleh para penggemar MMA.

Usyk Pertimbangkan Crossover ke MMA, Duel dengan Jake Paul Jadi Spekulasi Panas

Juara tinju dunia kelas berat, Oleksandr Usyk, dilaporkan sangat tertarik untuk beralih ke dunia MMA setelah menuntaskan karier gemilangnya di ring tinju. Kabar ini pertama kali mencuat melalui Dan Hardy dari PFL (Professional Fighters League), yang menyebut Usyk sebagai ancaman mematikan di dalam octagon. Perwakilan Usyk, Sergey Lapin, juga menyebutkan bahwa bisa jadi menarik jika petinju asal Ukraina itu bertarung melawan Jake Paul, bintang media sosial yang kini beralih menjadi petinju, dalam pertandingan MMA. PFL pun terkesan dengan ide tersebut, bahkan Donn Davis, pendiri PFL, mengungkapkan kemungkinan duel tersebut bisa terjadi di 2026.

Usyk sendiri semakin memperkuat spekulasi ini dengan memposting gambar dirinya berhadapan dengan grafik Jake Paul di depan ring PFL lewat akun Instagram-nya. Hal ini menambah ekspektasi, mengingat potensi keuntungan finansial yang bisa dihasilkan dari pertarungan tersebut, mengingat keduanya memiliki pengaruh besar di dunia olahraga dan hiburan. Meskipun begitu, Dan Hardy, yang kini mengawasi PFL di Eropa, memberikan pandangan lebih hati-hati mengenai potensi pertemuan tersebut. Ia percaya bahwa Usyk serius dengan rencananya untuk beralih ke MMA dan menjadi ancaman besar di dunia bela diri campuran. Namun, Hardy meragukan apakah Jake Paul benar-benar akan memasuki dunia MMA, meskipun ia menyebutkan bahwa Paul memiliki potensi untuk berhasil berkat latar belakang gulat dan sumber daya latihan yang ia miliki.

Meskipun Jake Paul belum pernah bertarung di MMA, Hardy percaya bahwa dia bisa sukses di olahraga tersebut jika memilih lawan yang tepat, seperti Ben Askren atau Tyron Woodley, daripada melawan petarung papan atas seperti Leon Edwards. Keraguan yang dilontarkan Hardy menambah lapisan ketidakpastian dalam spekulasi mengenai masa depan pertarungan antara Usyk dan Paul di PFL.

Menjelang ONE 170: 3 Fakta yang Harus Kamu Tahu

Pada hari Jumat, 24 Januari 2025, Impact Arena di Bangkok, Thailand, akan menjadi pusat perhatian dunia seni bela diri. Acara ONE 170 menjanjikan tontonan yang luar biasa dengan 12 pertarungan seru yang melibatkan empat disiplin bela diri yang berbeda. Ajang ini tidak hanya menjadi kesempatan bagi para penggemar untuk menyaksikan aksi luar biasa, tetapi juga akan mempertemukan petarung terbaik dunia dalam tiga perebutan sabuk Juara Dunia yang sangat dinantikan. Berikut adalah tiga alasan utama mengapa ONE 170 wajib untuk disaksikan.

1. Tiga Perebutan Sabuk Juara Dunia

Salah satu daya tarik utama di ONE 170 adalah tiga perebutan sabuk Juara Dunia yang akan menggetarkan arena. Pertama, Nico Carrillo, sang spesialis KO cepat, akan menghadapi Nabil Anane dalam perebutan gelar Juara Dunia Interim ONE Bantamweight Muay Thai. Laga ini diharapkan akan berlangsung sengit, dengan pemenang akan menghadapi Superlek Kiatmoo9 dalam pertarungan penyatuan gelar pada Maret mendatang di ONE 172 yang akan digelar di Jepang.

Lanjut ke laga selanjutnya, Fabrício Andrade akan mempertahankan gelar Juara Dunia ONE Bantamweight MMA melawan Kwon Won Il, petarung asal Korea Selatan yang dikenal dengan agresivitasnya dan kemampuan menyelesaikan pertarungan. Andrade sebelumnya mengalahkan Kwon pada 2022, namun Kwon kini datang dengan tiga kemenangan KO berturut-turut yang mengesankan.

Puncak acara ONE 170 akan menampilkan laga ulang yang sangat dinantikan antara Juara Dunia ONE Featherweight Muay Thai, Tawanchai PK Saenchai, dan Juara Dunia ONE Featherweight Kickboxing, Superbon. Setelah pertemuan mereka pada 2023, laga ini dipastikan akan kembali menyuguhkan pertarungan eksplosif antara dua striker terbaik dunia.

2. Kembalinya Legenda Brazilian Jiu-Jitsu, Marcelo Garcia

Ajang ONE 170 juga akan menjadi saksi kembalinya legenda Brazilian Jiu-Jitsu (BJJ), Marcelo Garcia, setelah hampir 15 tahun pensiun. Garcia, yang telah mengukir sejarah dengan lima gelar Juara Dunia IBJJF dan empat gelar ADCC, akan menghadapi bintang seni bela diri Jepang, Masakazu Imanari, dalam duel submission grappling yang seru. Garcia pensiun pada puncak kariernya setelah meraih emas di ADCC 2011 dengan catatan hampir sempurna. Kini, di usia 42 tahun, ia siap kembali menunjukkan keahliannya melawan Imanari, seorang spesialis leg-lock yang sangat berbahaya.

3. Pertarungan Sengit Antara Dua Johan

Laga menarik lainnya di ONE 170 adalah pertarungan antara dua petarung muda berbakat di divisi flyweight Muay Thai, Johan Ghazali dan Johan Estupinan. Ghazali, petarung berusia 18 tahun asal Malaysia-Amerika, telah mencatatkan enam kemenangan spektakuler di ONE, termasuk lima kemenangan KO yang mengesankan. Di sisi lain, Estupinan, yang juga belum terkalahkan di ONE, dikenal dengan teknik bertarung yang tidak ortodoks dan serangan akrobatik yang memukau. Dengan kemampuan finishing yang dimiliki kedua petarung, laga ini berpotensi untuk berakhir dengan KO yang memukau.

Dengan deretan pertandingan seru dan para petarung kelas dunia yang siap berlaga, ONE 170 di Bangkok menjadi acara yang tidak boleh dilewatkan oleh para penggemar seni bela diri di seluruh dunia.

Setelah Kekalahan Perdana, Umar Nurmagomedov Berjanji Akan Kembali Bangkit

Umar Nurmagomedov yang selama ini dikenal sebagai petarung tak terkalahkan di UFC akhirnya mencicipi kekalahan pertamanya dalam pertarungan melawan Merab Dvalishvili di ajang UFC 311. Dalam laga yang berlangsung dramatis pada Sabtu malam, Nurmagomedov harus mengakui keunggulan Dvalishvili melalui keputusan mutlak setelah lima ronde bertarung sengit. Kemenangan ini menegaskan keberhasilan Dvalishvili dalam mempertahankan sabuk juara kelas bantam untuk pertama kalinya.

Meski sempat menunjukkan performa yang menjanjikan dalam beberapa momen, Nurmagomedov tidak mampu bertahan melawan stamina luar biasa yang diperlihatkan oleh Dvalishvili. Meskipun pada satu titik ia tampak mampu mengendalikan pertandingan, tekanan terus-menerus dari sang juara bertahan akhirnya mengarah pada kemenangan dominan bagi Dvalishvili, yang semakin memperkokoh posisinya di puncak kelas bantam.

Usai pertarungan, Umar Nurmagomedov segera mengungkapkan perasaannya melalui akun media sosialnya. Dalam unggahannya, ia menyatakan menerima kekalahannya dengan lapang dada dan bertekad untuk segera bangkit. “Tidak ada alasan. InshaAllah saya akan bangkit dan menjadi juara. Pujian bagi Allah dalam segala situasi,” tulisnya dalam bahasa Rusia. Meskipun dunia menganggapnya kalah, Nurmagomedov merasa dirinya tidak benar-benar terkalahkan dalam pertarungan tersebut. Ia juga mengungkapkan bahwa dirinya mengalami cedera patah tangan kiri pada ronde pertama yang sempat mengganggu performanya selama pertarungan.

Tim manajemen Nurmagomedov pun membagikan foto tangan kiri sang petarung yang tampak cedera setelah pertarungan berakhir, mendukung klaim bahwa cedera tersebut mempengaruhi perjalanannya di oktagon. Namun, meski ada klaim tersebut, keputusan wasit tetap berpihak pada Dvalishvili. Kekalahan ini mencatatkan rekor baru bagi Nurmagomedov dengan 6 kemenangan dan 1 kekalahan di UFC, sekaligus membuka babak baru dalam perjalanan kariernya.

Meski kecewa, Nurmagomedov tetap menunjukkan semangat juangnya dan bertekad untuk kembali merebut gelar juara di masa depan. Ia bahkan berencana untuk menonton ulang pertarungannya guna mengevaluasi penampilannya lebih dalam. Saat berbicara dengan Joe Rogan setelah laga, Nurmagomedov mengungkapkan keyakinannya bahwa ia layak menang, meskipun realita berkata lain.

Kekalahan ini menjadi momen refleksi penting bagi Umar Nurmagomedov, yang kini harus kembali bangkit dan mengatasi berbagai tantangan dalam perjalanan menuju puncak. Dengan pengalaman berharga dari pertarungan ini, banyak yang berharap sang petarung muda asal Dagestan ini akan kembali lebih tajam dan siap mengejar mimpinya untuk meraih gelar juara dunia UFC. Apakah Umar Nurmagomedov mampu bangkit dan menorehkan sejarah baru dalam dunia MMA? Dunia UFC tentu akan terus mengawasi langkah-langkahnya ke depan.

Islam Makhachev Berbagi Cerita, Khabib Marah Besar Ingin Tinggalkan Kamp UFC 311

Islam Makhachev, petarung asal Rusia yang kini menjadi salah satu bintang utama di UFC, tak bisa terhindar dari perbandingan dengan mentornya, Khabib Nurmagomedov. Meskipun kedua petarung memiliki gaya bertarung yang serupa, Makhachev menonjol dengan teknik yang lebih cerdik dan kekuatan serangan yang mematikan, menjadikannya sosok yang tak hanya sekadar murid Khabib, tetapi juga petarung dengan identitasnya sendiri.

Sejak meraih status sebagai petarung elit di UFC, banyak penggemar dan analis yang menilai Makhachev sebagai versi yang lebih baik dari Nurmagomedov. Hal ini terutama berkaitan dengan jangkauan serangan dan mentalitas bertarung yang lebih terbuka untuk eksperimen dan inovasi dalam Oktagon. Namun, dalam persiapannya untuk UFC 311, Makhachev baru-baru ini mengungkapkan ketegangan yang terjadi antara dirinya dan Khabib menjelang laga besar tersebut.

Dalam sebuah konferensi pers, Makhachev menceritakan bahwa suatu kali, saat latihan sparring dengan Tagir Ulanbekov, ia terlalu fokus dengan ide-idenya sendiri sehingga tak mendengarkan instruksi dari Khabib. Hal ini menyebabkan sang legenda UFC tersebut memberikan peringatan keras kepada Makhachev: jika ia tidak mengikuti saran dan arahan dari sang mentor, maka Khabib akan meninggalkannya.

“Khabib bilang, ‘Saya punya keluarga, pekerjaan, dan semuanya. Saya bisa pergi dari sini jika kamu tidak mau mendengarkan saya. Tetapi jika kamu ingin saya tetap berada di sini dan berlatih bersama kamu, kamu harus mendengarkan saran saya’,” kata Makhachev, seperti dilansir oleh BolaSport.com dari Essentially Sports.

Khabib menekankan bahwa dalam dunia pertarungan, setiap petarung harus mendengarkan arahan dari pelatih dan cornerback mereka untuk menilai jalannya pertarungan dan strategi yang lebih baik. Hal ini penting untuk menghindari kekalahan, apalagi saat menghadapi lawan yang menekan atau mengendalikan jalannya pertarungan.

Namun, ada alasan mengapa Makhachev kadang merasa enggan mengikuti setiap instruksi dari Khabib. Perbandingan yang terus-menerus dengan sang mentor, yang telah mencatatkan sejarah tak terkalahkan di UFC, tentu memberikan tekanan tersendiri bagi Makhachev. Dalam sebuah wawancara, Daniel Cormier, mantan juara UFC, memuji dominasi Makhachev yang berhasil mempertahankan sabuk juara kelas ringan selama tiga kali, meskipun masih ada skeptisisme mengenai kredibilitasnya.

Salah satu contoh adalah pertarungannya melawan Dustin Poirier, yang meski dianggap dominan, tetap membuat sebagian penggemar meragukan kelancaran jalan karier Makhachev. Cormier bahkan menyebutkan bahwa meskipun Makhachev tak menyelesaikan pertarungan dengan cara yang spektakuler, ia tetap mengendalikan hampir seluruh jalannya pertarungan dengan skor yang dominan.

Makhachev, yang telah menjadi juara kelas ringan sejak Oktober 2022, kini akan mempertaruhkan sabuk juaranya untuk keempat kalinya di UFC 311, yang akan digelar pada 19 Januari 2025. Di hadapan petarung tangguh, Arman Tsarukyan, Makhachev berharap bisa menunjukkan kehebatannya dan membuktikan bahwa dirinya memang layak disebut sebagai petarung terbaik di divisi ini.

Dipikir Makhachev Takut! Arman Tsarukyan Uji Keberanian Sang Juara di UFC 311

Jelang pertarungan UFC 311, juara kelas ringan Islam Makhachev menunjukkan ketenangan yang luar biasa meskipun menghadapi intimidasi dari lawannya, Arman Tsarukyan. Tsarukyan, yang bertekad mengganggu psikologis Makhachev, mencoba berbagai cara untuk mempengaruhi mental sang juara. Dalam serangkaian pernyataan yang dilontarkan kepada media, Tsarukyan tidak hanya merendahkan Makhachev, tetapi juga berusaha membandingkannya dengan petarung Rusia lainnya yang dikenal sebagai jagoan UFC, Khamzat Chimaev.

Arman Tsarukyan dengan percaya diri menyatakan bahwa mengalahkan Makhachev berarti ia juga mengalahkan strategi petarung legendaris asal Dagestan, Khabib Nurmagomedov. “Jika Anda mengalahkan Islam, Anda mengalahkan game plan Khabib,” ujarnya dalam wawancara dengan TNT Sports. Tsarukyan menyebutkan bahwa Makhachev adalah versi modern dari Khabib yang lebih lengkap, meskipun ia mengakui bahwa Khabib memiliki kemampuan gulat dan ground and pound yang lebih unggul dibandingkan Makhachev.

Namun, Tsarukyan tidak berhenti sampai di situ. Ia bahkan membawa Adriano Martins, satu-satunya petarung yang pernah mengalahkan Makhachev, sebagai rekan latih tanding untuk membantunya mengalahkan sang juara. Martins, yang mencatatkan kemenangan KO atas Makhachev pada UFC 215 pada 2015, menjadi simbol dari harapan Tsarukyan untuk meruntuhkan dominasi Makhachev yang telah meraih rekor impresif tanpa kekalahan setelah itu.

Namun, Makhachev menanggapi intimidasi tersebut dengan santai dan penuh keyakinan. Menurutnya, Martins, meskipun pernah menang melawan dirinya, justru tidak mampu mempertahankan kesuksesan. “Setelah mengalahkan saya, dia tidak pernah menang lagi. Saya rasa dia tidak bisa memberi banyak bantuan kepada Arman,” tegas Makhachev dalam sebuah konferensi pers. Ia mengingatkan bahwa Martins telah mengalami penurunan performa yang tajam setelah kemenangan tersebut, bahkan tidak mampu meraih kemenangan dalam enam pertandingan berikutnya.

Menjelang pertarungan melawan Tsarukyan, Makhachev semakin percaya diri dengan pendekatannya. Ia mengungkapkan bahwa ia tidak tertarik pada kemungkinan adanya pertarungan ketiga antara mereka, dan berharap pertandingan itu tidak perlu terjadi. “Saya pikir generasi baru akan datang, dan kami akan memiliki divisi yang paling berbahaya. Saya tidak ingin terus-menerus berhadapan dengan orang yang sama,” ungkap Makhachev.

Islam Makhachev kini mengarahkan fokusnya pada pencapaian lebih tinggi, dengan ambisi untuk mempertahankan gelar juara kelas ringan dan mungkin meraih gelar juara di dua divisi berbeda. “Saya masih lapar, masih berlatih. Saya tidak melihat Arman di masa lalu, saya hanya fokus pada pertarungan mendatang,” tambahnya. Makhachev menegaskan bahwa bagi dirinya, yang terpenting adalah tantangan baru, bukan sekadar mempertahankan gelar yang sudah dimilikinya.

Dengan persiapan matang dan keyakinan penuh, Makhachev bersiap untuk kembali membuktikan dominasinya di oktagon pada UFC 311, sementara Tsarukyan, meskipun memberikan tantangan berat, harus menghadapi tekad tak tergoyahkan dari sang juara. Pertarungan ini diprediksi akan menjadi salah satu pertarungan paling menarik di kelas ringan UFC.

Islam Makhachev Berpeluang Cetak Sejarah Di UFC 311 Melawan Arman Tsarukyan

Islam Makhachev bersiap untuk menghadapi Arman Tsarukyan dalam pertarungan utama UFC 311 yang dijadwalkan berlangsung pada 18 Januari 2025. Pertandingan ini menjadi sangat penting karena Makhachev berpeluang mencetak sejarah dengan meraih kemenangan keempatnya sebagai juara UFC Lightweight, yang akan memecahkan rekor pertahanan gelar terbanyak di divisi tersebut. Ini menunjukkan betapa signifikan momen ini bagi karier Makhachev dan prestise divisi ringan.

Ini akan menjadi pertemuan kedua antara Makhachev dan Tsarukyan, setelah sebelumnya mereka bertarung pada tahun 2019, di mana Makhachev keluar sebagai pemenang melalui keputusan bulat. Pertarungan pertama itu dianggap sangat kompetitif dan menarik perhatian banyak penggemar MMA. Dengan pengalaman dan pelatihan yang lebih matang, Tsarukyan kini bertekad untuk membalas kekalahannya dan merebut gelar juara. Ini menunjukkan bahwa rivalitas antara keduanya semakin memanas menjelang pertarungan.

Javier Mendez, pelatih kepala Makhachev, menegaskan bahwa timnya tidak menganggap remeh Tsarukyan meskipun mereka telah menang sebelumnya. Ia percaya bahwa Makhachev akan mampu menemukan celah dalam permainan Tsarukyan dan memanfaatkannya untuk meraih kemenangan. Ini mencerminkan pendekatan strategis tim Makhachev yang selalu siap menghadapi tantangan baru.

Makhachev memasuki pertarungan ini sebagai favorit dengan odds -410, menunjukkan bahwa banyak analis percaya ia akan berhasil mempertahankan gelarnya. Dukungan dari penggemar juga sangat besar, dengan banyak yang berharap ia dapat mengukir namanya dalam sejarah UFC dengan meraih kemenangan keempat berturut-turut sebagai juara. Ini menunjukkan betapa pentingnya dukungan publik dalam membangun semangat juara.

Dengan semua persiapan yang dilakukan dan tekanan untuk mencetak sejarah, semua pihak kini diajak untuk menyaksikan bagaimana Islam Makhachev akan tampil melawan Arman Tsarukyan di UFC 311. Pertandingan ini tidak hanya penting bagi kedua petarung tetapi juga bagi penggemar MMA yang menantikan aksi seru dari dua atlet terbaik di divisi ringan. Ini menjadi momen penting dalam perjalanan karier Makhachev dan bisa jadi langkah besar menuju pencapaian yang lebih tinggi di dunia MMA.