Tag Archives: Pembalap MotoGP

https://recortesdamoda.com

Franco Morbidelli Mengalami Trauma Servikal Setelah Kecelakaan di GP Spanyol

Franco Morbidelli, pembalap Pertamina Enduro VR46 Racing Team, mengalami trauma servikal setelah terjatuh pada Grand Prix Spanyol di Sirkuit Jerez, Minggu malam WIB. Morbidelli kehilangan kendali saat melaju dengan kecepatan tinggi di tikungan 11, yang mengakibatkan kecelakaan hebat. Insiden ini menyebabkan Morbidelli mengalami syok yang cukup parah, meskipun tim ini memastikan bahwa tidak ada patah tulang yang ditemukan pada tubuhnya.

Tim Pertamina Enduro VR46 Racing Team menyatakan bahwa kondisi Morbidelli akan terus dipantau dalam beberapa jam mendatang untuk memastikan pemulihannya. Valentino Rossi, bos tim, turut mengonfirmasi bahwa Morbidelli tidak mengalami cedera patah tulang dan dalam kondisi yang stabil. Meskipun demikian, Morbidelli kemungkinan akan absen dalam tes kolektif pertama tim MotoGP di Jerez pada Senin malam waktu setempat. Pembalap asal Italia ini memutuskan untuk beristirahat guna pemulihan akibat trauma yang dialaminya, dan tidak akan mengikuti sesi tes.

Morbidelli, yang sebelumnya menghadapi tantangan dalam performanya bersama Ducati GP24, kini harus berhadapan dengan pekerjaan rumah yang belum terselesaikan. Performa yang belum sangat optimal di musim lalu menjadi perhatian utama bagi Morbidelli, dan dengan masa istirahat nya ini, ia berharap dapat pulih sepenuhnya. Pemulihan fisik yang baik sangat penting agar Morbidelli dapat kembali menunjukkan performa terbaiknya di balapan-balapan berikutnya dan menuntaskan tantangan yang ada.

https://recortesdamoda.com

Marquez Akhiri Tes Pramusim Terpanjang dengan Kecepatan yang Mengesankan

Marc Marquez tampaknya siap menghadapi tantangan besar pada debutnya sebagai pembalap pabrikan Ducati di MotoGP 2025. Tanggal 2 Maret mendatang, Marquez akan menjalani balapan perdana di Grand Prix Thailand, sebuah kesempatan besar baginya untuk meraih kemenangan. Melihat persiapan pramusim yang solid, Marquez memiliki peluang kuat untuk bersaing di depan.

Pada hari terakhir pengujian di Sepang, Marquez menjalani simulasi balapan singkat yang mencatatkan waktu lap luar biasa, cukup untuk memenangkan sprint GP Malaysia 2024. Pada saat yang bersamaan, saudaranya, Alex Marquez, juga melakukan simulasi dengan kecepatan sedikit lebih cepat. Namun, titik klimaks dari persiapan pramusim terjadi di Buriram, Thailand, pada 13 Februari 2025, di mana Marc mengakhiri sesi tes dengan simulasi balapan panjang.

Dalam simulasi tersebut, Marquez menghabiskan 23 lap tanpa henti, mencatatkan catatan waktu yang sangat konsisten. Selama balapan tersebut, waktu terbaik Marc tercatat pada 1:29,811 dan waktu terburuknya tetap terjaga di bawah 1:31, menunjukkan ketangguhan dan konsistensinya. Bahkan, di 11 lap pertama, ia mencatatkan waktu 1:30 rendah hingga medium, menandakan persiapan matang menjelang balapan sesungguhnya.

Meski cuaca yang hujan pada balapan sebelumnya di Buriram membuat data dari tahun lalu kurang relevan, performa Marquez di sesi sebelumnya menunjukkan bahwa ia siap bersaing untuk posisi podium. Bahkan, di dalam setengah balapan pada 13 lap (sebelumnya sprint), waktu terbaiknya adalah 1:29,820, yang hanya sedikit lebih lambat dibandingkan dengan catatan tercepat yang dicatat oleh Enea Bastianini (1:29,6) dan Jorge Martin (1:29,5).

Marquez sendiri mengakui bahwa Francesco “Pecco” Bagnaia adalah favorit untuk menang, namun dia tetap optimis berada di posisi kedua. “Saya bukan favorit untuk menang di sini; Pecco yang favorit, saya yang kedua,” ungkap Marquez. Namun, mengingat performanya yang mengesankan dalam pramusim, Marquez mungkin memiliki peluang lebih besar untuk menantang Bagnaia dan pembalap lainnya di Thailand.

Simulasi balapan Marquez di hari terakhir pramusim menunjukkan bahwa kecepatan balapan dalam jarak jauh tetap stabil, dengan 23 putaran yang dilakukan secara berturut-turut dan total lebih dari 36 putaran pada sore hari. Dalam sesi pagi, Marquez berhasil menorehkan waktu terbaik 1:28,855, menunjukkan kesiapan fisik dan mental yang sangat baik. Kecepatan tersebut hampir sebanding dengan Pecco Bagnaia, yang meskipun tidak melakukan simulasi balapan panjang, tetap mencatatkan waktu 1:29,378 dalam lap terbaiknya.

Bersama dengan Marco Bezzecchi dan Joan Mir, yang juga menunjukkan performa solid dalam sesi tes pramusim, Marquez berpotensi untuk meraih kemenangan pertama musim ini di GP Thailand. Semua mata akan tertuju pada kemampuan Marc untuk menandingi pembalap top lainnya, termasuk Bagnaia, di sirkuit yang sama pada 2 Maret mendatang.

Ducati Tunjuk Marco Rigamonti Sebagai Kepala Kru Marquez, Apa yang Baru?

Marc Marquez, sang juara dunia MotoGP, memasuki babak baru dalam kariernya pada musim 2025. Setelah berpisah dengan Santi Hernandez yang telah mendampinginya selama 13 tahun, Marquez kini akan bekerja dengan seorang kepala teknisi baru, yaitu Marco Rigamonti. Langkah ini menandai perubahan besar dalam perjalanan Marquez, yang sebelumnya bersama Honda selama lebih dari satu dekade, kini bergabung dengan tim pabrikan Ducati.

Rigamonti bukanlah nama baru di dunia MotoGP. Berpengalaman luas, ia pertama kali memasuki Kejuaraan Dunia pada tahun 2009 bersama Pramac Ducati, di mana ia mulai bekerja dengan pembalap Niccolo Canepa. Seiring berjalannya waktu, Rigamonti memperlihatkan kemampuannya dengan mendampingi sejumlah pembalap top, mulai dari Aleix Espargaro, Randy De Puniet, hingga Andrea Iannone, dengan berbagai hasil signifikan sepanjang kariernya.

Perjalanan profesional Rigamonti benar-benar melejit saat bekerja bersama Iannone di tim pabrikan Ducati pada tahun 2015, di mana keduanya meraih podium bergengsi, termasuk kemenangan pertama Ducati di MotoGP di Austria pada 2016. Kerjasama ini berlanjut hingga 2017, ketika Iannone pindah ke Suzuki, dan Rigamonti mengikuti langkahnya ke tim Jepang. Di sana, mereka terus menunjukkan hasil positif, termasuk podium di Australia 2018.

Tidak hanya dengan Iannone, Rigamonti juga berhasil membawa Johann Zarco meraih podium podium besar setelah bergabung kembali dengan Ducati pada 2020 di tim Avintia, dan terus bekerja dengan pembalap asal Prancis tersebut pada 2021-2022, meskipun kemenangan tetap menjadi tantangan. Pada 2023, Rigamonti kembali berkolaborasi dengan Enea Bastianini, yang baru bergabung dengan tim pabrikan Ducati, di mana mereka meraih sejumlah kemenangan dan podium penting.

Kini, bersama Marquez, Rigamonti menjadi bagian dari tim pabrikan Ducati yang ambisius. Ducati ingin mempertahankan teknisi berpengalaman ini untuk bekerja dengan Marquez, yang tentunya diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan pada persaingan gelar juara dunia MotoGP. Dengan Marco Rigamonti di tim Marquez, Ducati berharap dapat menciptakan sinergi yang menguntungkan dan mendorong prestasi lebih tinggi.

Sebagai bagian dari kru Marquez, Rigamonti akan bekerja bersama sejumlah teknisi berbakat lainnya, termasuk Mattia Sereni (insinyur elektronik dan telemetri), Michele Ducoli (kepala mekanik), serta beberapa mekanik berpengalaman yang siap mendukung upaya Marquez dalam meraih kesuksesan di MotoGP 2025.

Bersama Ducati, Marquez kini memasuki babak baru yang penuh tantangan dan harapan. Dengan tambahan Rigamonti sebagai kepala kru, tim pabrikan Ducati semakin berpotensi menjadi pesaing utama dalam perebutan gelar juara dunia, menjadikan musim 2025 sebagai musim yang sangat menarik untuk diikuti.

Rivola Klaim Martin Tak Lakukan Kesalahan yang Berujung Insiden

Awal yang kurang menguntungkan dialami Aprilia dalam tes pramusim MotoGP 2025. Jorge Martin, rekrutan anyar tim asal Noale itu, mengalami kecelakaan di lap kelima pada hari pertama tes resmi di Sirkuit Sepang. Insiden tersebut membuatnya harus menjalani operasi akibat patah tulang di tangan dan kaki, yang berpotensi menghambat persiapannya menjelang musim baru.

Kecelakaan Aneh yang Menjadi Sorotan

Kecelakaan yang dialami Martin terbilang aneh karena terjadi di Tikungan 2, salah satu tikungan paling lambat di Sirkuit Sepang. Namun, motor justru melontarkan sang pembalap ke depan, sesuatu yang jarang terjadi dalam MotoGP modern. Yang lebih mengherankan, ini adalah insiden kedua yang dialami Martin dalam waktu singkat.

Sebelumnya, ia juga terjatuh di Tikungan 1, namun berhasil kembali ke pit tanpa mengalami cedera serius. Setelah keluar dari pit dan kembali ke trek, ia justru mengalami kecelakaan fatal yang membuatnya harus dilarikan ke rumah sakit.

Aprilia Menyoroti Ban sebagai Penyebab

CEO Aprilia, Massimo Rivola, menyesalkan insiden tersebut dan menyebutkan bahwa data telemetri menunjukkan tidak ada kesalahan dari Martin maupun motor RS-GP. Ia pun menyoroti kemungkinan adanya masalah pada ban yang digunakan.

“Kecelakaan ini tidak masuk akal karena suhu ban sudah berada di level yang ideal. Jorge tidak melakukan kesalahan, dan tidak ada masalah teknis pada motor. Data menunjukkan bahwa ia tidak menginjak gas secara berlebihan dan sistem kontrol traksi bekerja dengan baik,” ujar Rivola, Rabu (5/2/2025).

Lebih lanjut, ia meminta Michelin untuk menjelaskan lebih detail mengenai kondisi ban yang digunakan Martin saat kecelakaan terjadi. “Yang saya tanyakan kepada Michelin adalah sejarah ban tersebut. Apakah itu ban baru atau sudah dipakai sebelumnya saat shakedown?” tambah mantan eksekutif Ferrari F1 itu.

Akankah Martin Siap untuk Balapan Perdana?

Saat ini, Martin telah kembali ke Spanyol untuk menjalani operasi. Proses pemulihannya belum dapat dipastikan, namun Rivola tetap optimis bahwa sang pembalap bisa kembali membalap di seri pembuka musim ini, Grand Prix Thailand di Sirkuit Buriram pada 2 Maret 2025.

“Saya pikir Jorge bisa kembali untuk balapan pertama. Tapi saya tidak akan terkejut jika ia mencoba untuk kembali lebih cepat, mungkin di tes pramusim Thailand pada 12-13 Februari,” ujar Rivola.

Dengan kondisi ini, Aprilia tentu berharap Martin bisa segera pulih agar dapat bersaing di MotoGP 2025. Kehadirannya sangat dinantikan sebagai salah satu kandidat kuat dalam perebutan gelar musim ini. Namun, apakah insiden ini akan memengaruhi performanya ke depan? Semua mata kini tertuju pada perkembangan pemulihannya.

Honda Racing Ubah Identitas! Warna Merah Kini Jadi Andalan

Setelah tiga dekade bermitra dengan Repsol, Honda Racing Corporation (HRC) akhirnya memutuskan untuk mengakhiri kolaborasi bersejarah tersebut. Sebagai gantinya, tim akan mengusung warna merah, putih, dan biru khas HRC, dengan Castrol sebagai sponsor utama.

Peluncuran Tim Honda HRC Castrol di Indonesia

Honda secara resmi meluncurkan proyek MotoGP 2025 pada Sabtu (1/2/2025) di Astra Honda Motor Safety Riding and Training Centre (AHM-SRTC) Deltamas. Indonesia dipilih sebagai lokasi peluncuran karena merupakan salah satu pasar terbesar bagi Honda, dengan catatan penjualan sepeda motor mencapai 40 persen dari total global.

Keputusan ini juga mencerminkan strategi Honda dalam memperkuat posisinya di wilayah Asia, berbeda dengan pabrikan lain seperti Ducati, Aprilia, dan KTM, yang memiliki volume penjualan lebih kecil dan menghadapi tantangan ekonomi.

Pada peluncuran ini, Honda memperkenalkan motor balap terbaru mereka, RC213V, yang kini tampil dalam warna biru, merah, dan putih, menggantikan skema warna oranye khas Repsol. Logo Castrol kini menempati bagian bawah motor, menggantikan posisi Repsol yang selama bertahun-tahun mendominasi desain Honda di MotoGP.

Kemitraan dengan Repsol yang dimulai sejak era 500cc pada 1995, resmi berakhir setelah kepergian Marc Marquez, yang juga menandai berkurangnya kontribusi Repsol dalam proyek ini.

Susunan Pembalap dan Harapan Honda di Musim 2025

Honda tetap mempertahankan Joan Mir dan Luca Marini sebagai pembalap utama, meskipun hasil mereka di musim sebelumnya kurang memuaskan. Sementara itu, Aleix Espargaro bergabung sebagai bagian dari tim penguji, memberikan pengalaman tambahan bagi proyek pengembangan motor Honda.

Seragam pembalap juga mengalami perubahan signifikan, kini menampilkan warna khas HRC tanpa nuansa oranye yang sebelumnya identik dengan Repsol. Castrol menjadi satu-satunya sponsor utama yang muncul di motor dan kostum tim.

Presiden HRC, Koji Watanabe, menyampaikan optimisme tinggi terhadap kerja sama ini.

“Semua pihak bekerja keras untuk meraih kesuksesan di MotoGP 2025. Kami harus tetap fokus dan terus berusaha. Dengan Joan Mir dan Luca Marini, kami memiliki dua pembalap bertalenta yang akan membantu kami kembali ke puncak. Balapan adalah inti dari Honda, dan saya yakin kami akan kembali meraih kejayaan musim ini.”

Honda sendiri memiliki catatan luar biasa di MotoGP, dengan torehan:
25 gelar juara dunia konstruktor
21 gelar juara dunia pembalap
313 kemenangan di kelas utama

Musim 2025 menjadi langkah awal bagi Honda untuk kembali mendominasi kejuaraan setelah beberapa tahun mengalami penurunan performa.

Kolaborasi dengan Castrol: Teknologi Pelumas Terdepan di MotoGP

Kemitraan baru dengan Castrol, yang merupakan bagian dari grup bp, membawa dimensi teknis tambahan bagi Honda. Selain sebagai sponsor utama, Castrol akan menyediakan pelumas, bahan bakar, serta dukungan teknis, dengan mengembangkan teknologi pelumas dalam kondisi balap ekstrem.

Honda HRC Menyapa Komunitas PCX di Indonesia

Sebelum peluncuran resmi tim MotoGP 2025, dua pembalap Honda, Luca Marini dan Joan Mir, bersama para pebalap muda Indonesia dari Astra Honda Racing Team, menyapa komunitas pecinta sepeda motor di Indonesia.

Mereka bertemu dengan 500 anggota komunitas Honda PCX dari 25 klub di Jakarta dan Jawa Barat, yang sebelumnya melakukan touring di Jakarta dan Bandung. Acara ini menjadi ajang untuk mempererat hubungan antara Honda dengan para penggunanya di Indonesia.

Tak hanya itu, Marini dan Mir juga mengunjungi pabrik AHM Plant, di mana mereka berinteraksi langsung dengan 700 karyawan Honda.

Sebagai bagian dari rangkaian acara, kedua pembalap Honda ini bahkan mencoba balapan menggunakan becak dan bermain sepak bola bersama anak-anak, menciptakan momen unik yang semakin mendekatkan mereka dengan para penggemar di Indonesia.

Dengan kerja sama baru antara Honda dan Castrol, musim MotoGP 2025 akan menjadi titik balik bagi tim ini dalam upaya mereka kembali ke jalur kemenangan. Akankah Honda HRC Castrol mampu mengembalikan kejayaan mereka di MotoGP? Kita tunggu aksinya di lintasan! 🚀🏍️🔥

Menghadapi Tantangan: Martin Targetkan Kemenangan Seperti Rossi di 2004

Jorge Martin menghadapi tantangan besar dalam musim pertamanya bersama Aprilia setelah meraih gelar juara dunia MotoGP. Mencapai prestasi gemilang dengan motor Ducati di 2024, Martin kini harus membuktikan dirinya mampu bersaing dengan motor yang berbeda dan lebih kompetitif bersama Aprilia. Perjalanan Martin mirip dengan yang pernah dijalani oleh Valentino Rossi pada 2004, ketika Rossi sukses merebut gelar juara dunia bersama Honda sebelum berpindah ke Yamaha, pabrikan yang sedang mengalami masa-masa sulit.

Martin mencatat sejarah dengan menjadi pembalap pertama di era MotoGP yang meraih gelar juara dunia menggunakan motor independen Pramac, meskipun motor Ducati yang digunakan pada dasarnya memiliki spek yang hampir setara dengan motor pabrikan. Ini adalah pencapaian luar biasa yang mengingatkan pada langkah Rossi yang meraih gelar juara dunia pertama di atas Honda tim satelit Nastro Azzurro pada 2002, dan kemudian melanjutkan prestasi tersebut di Yamaha pada 2004.

Tantangan besar pertama yang dihadapi Martin di musim 2025 adalah mampu meraih kemenangan dalam balapan pertamanya bersama Aprilia. Meski di bawah dominasi Ducati yang saat ini menguasai panggung MotoGP, Martin memiliki peluang untuk mengikuti jejak pembalap legendaris yang berhasil memenangkan balapan debut bersama pabrikan baru, seperti Max Biaggi yang menang di Jepang pada 1998, atau Rossi yang sukses mengalahkan lawan-lawannya pada balapan pertamanya dengan Yamaha di Afrika Selatan pada 2004.

Balapan pertama Martin dengan Aprilia kemungkinan akan digelar pada 2 Maret 2025, di Sirkuit Internasional Chang, Thailand, tempat Martin meraih kemenangan ganda di 2023 dan finis kedua di 2024. Jika Martin bisa merebut kemenangan, ia akan melakukannya dengan motor dari Noale, yang merupakan rival sejarah dari Ducati.

Namun, Martin tidak akan mudah untuk mencapainya. Saat ini, Tim Ducati yang dipimpin oleh Francesco Bagnaia dan Marc Marquez terlihat sangat tangguh dan sulit dikalahkan. Meskipun begitu, peluang bagi Martin untuk meniru pencapaian Rossi di 2004 tetap terbuka, meskipun tantangannya sangat besar.

Selain Martin, beberapa pembalap juga telah sukses meraih kemenangan pada debut mereka bersama pabrikan baru. Casey Stoner, misalnya, mencatatkan prestasi luar biasa dengan memenangkan balapan pertama di GP Qatar pada 2007 setelah bergabung dengan Ducati, meskipun ia baru satu tahun sebelumnya beralih dari tim pabrikan Honda. Stoner kembali menunjukkan kemampuannya ketika pindah ke Honda pada 2011 dan menang pada debutnya bersama tim tersebut.

Maverick Viñales juga mengikuti jejak ini dengan memenangkan GP Qatar 2017 setelah bergabung dengan Yamaha dari Suzuki. Namun, meskipun beberapa pembalap legendaris berhasil meraih kemenangan pada debut mereka dengan pabrikan baru, tidak ada yang berhasil meniru pencapaian Rossi pada 2004, yaitu memenangkan balapan pertama mereka setelah menjadi juara dunia dengan tim lain.

Kini, seluruh perhatian tertuju pada Jorge Martin, yang berusaha melanjutkan warisan pembalap-pembalap hebat dan membuktikan bahwa ia juga bisa sukses di atas motor Aprilia.