Legenda MMA, Demetrious Johnson, yang pernah menguasai UFC dan ONE Championship, mengungkapkan bahwa bergabung dengan organisasi baru adalah keputusan terbaik dalam perjalanan kariernya. Mantan juara kelas terbang tersebut resmi pensiun pada September lalu setelah lebih dari satu dekade berkarier di dunia seni bela diri campuran.
Transformasi Karier di ONE Championship
Johnson menjelaskan bahwa kepindahannya ke ONE Championship, organisasi yang berbasis di Singapura, membawa dampak besar bagi kehidupannya. Tidak hanya dari segi finansial, tetapi juga dalam hal penghargaan sebagai seorang atlet.
“ONE Championship adalah hal terbaik yang pernah terjadi dalam hidup saya,” ungkap Johnson dalam sebuah wawancara dengan MMA Fighting.
“Saat saya menghitung pendapatan yang saya terima selama bertarung di UFC antara 2011 hingga 2017, saya merasa sangat kecewa. Saya menjalani 17 pertarungan, termasuk 12 laga perebutan gelar, tetapi hasilnya jauh dari yang saya harapkan.”
Ketimpangan Pendapatan di UFC
Data dari persidangan antitrust UFC menunjukkan bahwa rata-rata atlet MMA di UFC hanya menerima 16 hingga 20 persen dari total pendapatan organisasi. Angka ini jauh lebih kecil dibandingkan liga olahraga besar lainnya seperti NBA atau NFL, di mana atlet memperoleh hingga 50 persen dari pendapatan liga.
Johnson mengaku terkejut saat menyadari bahwa pendapatannya sebagai salah satu petarung terbaik dunia sangat tidak sebanding dengan pemasukan UFC secara keseluruhan.
“Saya bahkan merasa simpati kepada rekan-rekan seangkatan saya, seperti Joseph Benavidez atau John Dodson, yang kemungkinan besar menerima pendapatan lebih kecil dari saya,” ujar Johnson.
Perbedaan di ONE Championship
Pada 2018, Johnson memutuskan untuk bergabung dengan ONE Championship. Langkah ini mengubah hidupnya, terutama dalam cara organisasi memperlakukan atlet.
“Saya merasa dihargai di ONE. Mereka tidak hanya melihat saya sebagai seorang petarung, tetapi juga sebagai individu. Ini benar-benar keputusan terbaik dalam hidup saya,” katanya.
Selain mendapatkan penghargaan secara finansial, Johnson juga diberikan peluang baru untuk berkembang.
Tetap Menghargai UFC
Meskipun telah meninggalkan UFC, Johnson tidak menyimpan dendam terhadap organisasi tersebut. Bahkan, ia menghormati pengakuan dari CEO UFC, Dana White, yang menyebutnya layak masuk ke Hall of Fame.
“UFC memainkan peran besar dalam membangun nama saya. Ketika saya bertarung di Asia, saya sudah memiliki basis penggemar yang besar berkat waktu saya di UFC,” jelasnya.
Johnson mengaku bahwa masa-masa di UFC tetap menjadi bagian berharga dalam hidupnya. “Saya tidak berharap buruk untuk UFC. Waktu saya di sana sangat luar biasa,” pungkas petarung berjuluk Mighty Mouse ini.