Tag Archives: Jorge Martin

https://recortesdamoda.com

Crash di Tikungan Cepat GP Qatar, Di Giannantonio Akui Rasa Bersalah Usai Tabrak Martin

Fabio Di Giannantonio, pembalap dari tim Pertamina Enduro VR46 Racing Team, mengaku sangat menyesal setelah terlibat insiden tabrakan dengan Jorge Martin dari Aprilia Racing dalam balapan GP Qatar di Sirkuit Lusail. Kejadian tersebut terjadi pada lap ke-14 ketika memasuki tikungan ke-12, saat Di Giannantonio kehilangan kendali dan menabrak Martin yang berada di depannya.

Dalam keterangannya, pembalap asal Italia itu menyebut bahwa dirinya sempat diliputi rasa takut sepanjang balapan karena khawatir dengan kondisi Martin. Setelah menyelesaikan balapan, ia langsung berhenti di luar pit box untuk menanyakan kabar Martin kepada timnya, memastikan bahwa pembalap asal Spanyol itu dalam keadaan selamat. Ia menjelaskan bahwa insiden terjadi saat Martin sedikit melebar dan ia mencoba mengambil kesempatan untuk menyalip.

Sayangnya, upaya tersebut berujung pada senggolan di tikungan cepat, yang membuat Martin jatuh dan tubuhnya berada tepat di depan motor Di Giannantonio. Insiden itu membuat Martin harus dilarikan ke Rumah Sakit Umum Hamad, Doha. Dari hasil pemeriksaan medis, diketahui Martin mengalami 11 patah tulang rusuk dan trauma di bagian dada, sehingga harus menjalani perawatan intensif selama beberapa hari.

Kabar terbaru dari Aprilia menyebutkan bahwa Martin tidak mengalami kerusakan pada otak, leher, ataupun organ dalam lainnya. Meski demikian, cederanya diperkirakan akan membuatnya absen dari lintasan balap selama sekitar dua bulan ke depan.

Cedera Parah di Qatar, Jorge Martin Jalani Perawatan Intensif Usai Kecelakaan

Aprilia akhirnya memberikan pembaruan resmi mengenai kondisi pembalap andalannya, Jorge Martin, yang mengalami kecelakaan parah saat balapan MotoGP Qatar. Insiden tersebut terjadi pada Senin waktu Indonesia bagian barat, di mana Martin terlibat dalam kecelakaan serius di tikungan 12 pada lap ke-14, setelah bertabrakan dengan Fabio Di Giannantonio dari tim VR46 Ducati. Kecelakaan ini terjadi hanya beberapa waktu setelah Martin kembali ke lintasan usai absen dari tiga seri awal akibat cedera sebelumnya.

Akibat insiden tersebut, Martin harus mendapatkan pertolongan medis di tepi lintasan sebelum dilarikan ke pusat medis sirkuit dan kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Umum Hamad di Doha. Dari hasil pemeriksaan medis, Martin didiagnosis mengalami paru-paru kolaps serta sejumlah tulang rusuk yang patah. Pihak Aprilia menyebutkan bahwa ia akan tetap dirawat di rumah sakit sampai kondisi paru-parunya stabil dan membaik. Kabar baiknya, tidak ditemukan trauma yang memengaruhi otak, leher, atau organ dalam lain.

Lebih lanjut, laporan medis menunjukkan bahwa Martin mengalami delapan patah tulang di bagian lengkung kosta posterior dari tulang rusuk pertama hingga kedelapan, serta tiga patah tulang di lengkung lateral antara tulang rusuk ketujuh hingga kesembilan. Kondisi pneumotoraks yang menyebabkan pembengkakan pada pleura juga tercatat dalam laporan tersebut. Meski kondisi fisiknya cukup serius, Martin tetap bersyukur karena cedera yang ia alami masih bisa lebih buruk. Dalam pernyataan singkat, ia menyebutkan akan terus memberi kabar terbaru tentang kondisinya ke publik.

Marc Marquez Kembali ke Termas de Rio Hondo dengan Performa Gemilang

Marc Marquez kembali mengaspal di Sirkuit Termas de Rio Hondo, Argentina, setelah terakhir kali menaklukkan lintasan tersebut pada 2019 bersama Repsol Honda. Saat itu, ia meraih kemenangan dominan dengan mengungguli Valentino Rossi hingga hampir 10 detik. Musim 2019 menjadi salah satu yang terbaik dalam kariernya, dengan catatan 14 kemenangan dari 19 balapan dan rekor 420 poin dalam satu musim. Termas de Rio Hondo bukan sekadar lintasan bagi Marquez, tetapi juga tempat di mana ia mencetak sejarah dengan tiga kemenangan dan lima pole position sejak 2014. Seandainya tidak mengalami kendala pada 2015, 2017, dan 2018, jumlah kemenangannya di sirkuit ini bisa lebih banyak.

Marquez mengawali akhir pekan GP Argentina dengan impresif, mencatat waktu tercepat pada sesi latihan bebas pertama (FP1) dan menajamkan rekornya pada sesi Practice (PR) dengan waktu 1 menit 37,295 detik. Rekor ini sempat dikalahkan oleh Marco Bezzecchi, tetapi Marquez segera merebutnya kembali, menegaskan bahwa sirkuit ini masih menjadi miliknya meskipun sudah lima tahun absen di sana. Dengan Desmosedici milik Ducati, Marquez merasa nyaman dan siap bertarung untuk kemenangan keempatnya di sirkuit ini.

Persaingan ketat akan datang dari Fabio Di Giannantonio, Alex Marquez, dan Marco Bezzecchi, yang menunjukkan performa kuat dalam sesi latihan. Sementara itu, Francesco Bagnaia menghadapi tantangan berat karena belum pernah naik podium di Termas de Rio Hondo dan masih mencari setelan terbaik untuk motornya. Dengan absennya Jorge Martin akibat cedera, peluang Marquez untuk meraih kemenangan semakin terbuka. Jika ia mampu mempertahankan dominasinya, GP Argentina bisa menjadi ajang pembuktian bahwa The Baby Alien masih menjadi salah satu pembalap terbaik di MotoGP.

Rivola Klaim Martin Tak Lakukan Kesalahan yang Berujung Insiden

Awal yang kurang menguntungkan dialami Aprilia dalam tes pramusim MotoGP 2025. Jorge Martin, rekrutan anyar tim asal Noale itu, mengalami kecelakaan di lap kelima pada hari pertama tes resmi di Sirkuit Sepang. Insiden tersebut membuatnya harus menjalani operasi akibat patah tulang di tangan dan kaki, yang berpotensi menghambat persiapannya menjelang musim baru.

Kecelakaan Aneh yang Menjadi Sorotan

Kecelakaan yang dialami Martin terbilang aneh karena terjadi di Tikungan 2, salah satu tikungan paling lambat di Sirkuit Sepang. Namun, motor justru melontarkan sang pembalap ke depan, sesuatu yang jarang terjadi dalam MotoGP modern. Yang lebih mengherankan, ini adalah insiden kedua yang dialami Martin dalam waktu singkat.

Sebelumnya, ia juga terjatuh di Tikungan 1, namun berhasil kembali ke pit tanpa mengalami cedera serius. Setelah keluar dari pit dan kembali ke trek, ia justru mengalami kecelakaan fatal yang membuatnya harus dilarikan ke rumah sakit.

Aprilia Menyoroti Ban sebagai Penyebab

CEO Aprilia, Massimo Rivola, menyesalkan insiden tersebut dan menyebutkan bahwa data telemetri menunjukkan tidak ada kesalahan dari Martin maupun motor RS-GP. Ia pun menyoroti kemungkinan adanya masalah pada ban yang digunakan.

“Kecelakaan ini tidak masuk akal karena suhu ban sudah berada di level yang ideal. Jorge tidak melakukan kesalahan, dan tidak ada masalah teknis pada motor. Data menunjukkan bahwa ia tidak menginjak gas secara berlebihan dan sistem kontrol traksi bekerja dengan baik,” ujar Rivola, Rabu (5/2/2025).

Lebih lanjut, ia meminta Michelin untuk menjelaskan lebih detail mengenai kondisi ban yang digunakan Martin saat kecelakaan terjadi. “Yang saya tanyakan kepada Michelin adalah sejarah ban tersebut. Apakah itu ban baru atau sudah dipakai sebelumnya saat shakedown?” tambah mantan eksekutif Ferrari F1 itu.

Akankah Martin Siap untuk Balapan Perdana?

Saat ini, Martin telah kembali ke Spanyol untuk menjalani operasi. Proses pemulihannya belum dapat dipastikan, namun Rivola tetap optimis bahwa sang pembalap bisa kembali membalap di seri pembuka musim ini, Grand Prix Thailand di Sirkuit Buriram pada 2 Maret 2025.

“Saya pikir Jorge bisa kembali untuk balapan pertama. Tapi saya tidak akan terkejut jika ia mencoba untuk kembali lebih cepat, mungkin di tes pramusim Thailand pada 12-13 Februari,” ujar Rivola.

Dengan kondisi ini, Aprilia tentu berharap Martin bisa segera pulih agar dapat bersaing di MotoGP 2025. Kehadirannya sangat dinantikan sebagai salah satu kandidat kuat dalam perebutan gelar musim ini. Namun, apakah insiden ini akan memengaruhi performanya ke depan? Semua mata kini tertuju pada perkembangan pemulihannya.

Mengawali Era Baru, Martin Siap Raih Prestasi Besar Bersama Aprilia

Jorge Martin dan Tantangan Besar Bersama Aprilia di Musim 2025

Jorge Martin menghadapi babak baru dalam kariernya setelah berhasil meraih gelar juara dunia MotoGP 2024 bersama Ducati. Kini, ia memulai perjalanan bersama Aprilia, di mana ia harus membuktikan kemampuan bersaing dengan motor yang berbeda dan lebih kompetitif. Perubahan ini mengingatkan kita pada langkah berani Valentino Rossi di 2004, saat ia meninggalkan Honda yang mendominasi untuk bergabung dengan Yamaha yang tengah berjuang memperbaiki performa.

Martin berhasil mencatat sejarah sebagai pembalap pertama di era MotoGP yang menjadi juara dunia menggunakan motor tim independen, Pramac. Meski motor Ducati yang digunakannya memiliki spesifikasi hampir setara dengan tim pabrikan, pencapaian ini tetap luar biasa. Prestasi ini sedikit mengingatkan pada perjalanan Rossi, yang meraih gelar juara dunia pertama bersama tim satelit Honda, Nastro Azzurro, pada 2002 sebelum melanjutkan kesuksesannya dengan Yamaha.

Target Tinggi di Musim Baru
Musim 2025 membawa tantangan besar bagi Martin. Target pertamanya adalah memenangkan balapan debut bersama Aprilia, sesuatu yang jarang dicapai dalam sejarah MotoGP. Meskipun dominasi Ducati masih kuat, peluang Martin untuk mencetak kemenangan tetap terbuka, mengikuti jejak legenda seperti Max Biaggi yang memenangkan debutnya di GP Jepang 1998, dan Rossi yang menaklukkan balapan perdana bersama Yamaha di Afrika Selatan pada 2004.

Balapan pertama Martin bersama Aprilia diperkirakan berlangsung pada 2 Maret 2025 di Sirkuit Internasional Chang, Thailand. Sirkuit ini memiliki kenangan manis bagi Martin, yang pernah mencatat kemenangan ganda di sana pada 2023 dan meraih posisi kedua di 2024. Jika berhasil menang, ia akan membawa nama Aprilia sebagai rival tangguh Ducati dalam persaingan MotoGP.

Persaingan Ketat Melawan Ducati
Namun, kemenangan tidak akan mudah diraih. Ducati, yang diperkuat oleh duo tangguh Francesco Bagnaia dan Marc Marquez, masih menjadi kekuatan dominan. Meski begitu, peluang Martin untuk menyamai pencapaian Rossi di 2004 tetap ada, meski membutuhkan kerja keras dan strategi matang.

Jejak Pembalap Hebat di Debut Bersama Tim Baru
Beberapa pembalap lain juga pernah sukses meraih kemenangan pada debut mereka dengan tim baru. Casey Stoner, misalnya, memenangkan GP Qatar 2007 di tahun pertamanya bersama Ducati setelah sebelumnya membela tim satelit Honda. Ia kembali menunjukkan kehebatannya saat bergabung dengan Honda pada 2011 dan langsung meraih kemenangan di balapan debut.

Maverick Viñales juga mencetak sejarah dengan memenangkan GP Qatar 2017 setelah bergabung dengan Yamaha dari Suzuki. Namun, tidak ada pembalap lain yang mampu meniru pencapaian luar biasa Rossi pada 2004, yakni memenangkan balapan pertama setelah meraih gelar juara dunia bersama tim lain.

Kini, perhatian dunia tertuju pada Jorge Martin. Akankah ia berhasil menciptakan sejarah baru bersama Aprilia? Perjalanan ini akan menjadi bukti apakah Martin mampu mengikuti jejak para pembalap legendaris yang telah membuka jalan sebelumnya.

Jorge Martin Siap Lanjutkan Warisan Aleix Espargaro Di Aprilia Racing

Pada tanggal 1 Januari 2025, Jorge Martin, juara dunia MotoGP yang baru saja dinobatkan, mengungkapkan kesiapan dan komitmennya untuk melanjutkan warisan Aleix Espargaro di Aprilia Racing. Martin akan menggantikan Espargaro yang telah memutuskan untuk pensiun setelah musim 2024, dan ia bertekad untuk membawa tim ke level yang lebih tinggi.

Keputusan Jorge Martin untuk bergabung dengan Aprilia Racing merupakan langkah besar dalam kariernya. Setelah beberapa tahun berkompetisi dengan Ducati, Martin kini siap menghadapi tantangan baru dengan motor RS-GP. “Saya sangat bersemangat untuk bergabung dengan Aprilia dan melanjutkan apa yang telah dibangun oleh Aleix,” ungkap Martin dalam konferensi pers. Perpindahan ini juga menciptakan harapan baru bagi tim yang ingin bersaing di puncak klasemen.

Aleix Espargaro, mantan pembalap utama Aprilia, memberikan dukungan penuh kepada sahabatnya, Martin. Ia menyatakan keyakinannya bahwa Martin memiliki semua kualitas yang diperlukan untuk sukses di tim tersebut. “Jorge adalah teman baik saya, dan saya sangat senang melihatnya mengambil alih motor saya,” kata Espargaro. Dukungan ini menunjukkan hubungan erat antara kedua pembalap meskipun terjadi perubahan besar dalam tim.

Meskipun memiliki pengalaman yang luas, Martin menyadari bahwa beradaptasi dengan motor baru bukanlah hal yang mudah. Ia mengakui bahwa peralihan dari Ducati ke Aprilia akan menjadi tantangan tersendiri, terutama mengingat perbedaan karakteristik kedua motor. “Saya tahu ini tidak akan mudah, tetapi saya siap bekerja keras untuk memahami motor ini dan meraih hasil terbaik,” tambahnya.

Martin memiliki ambisi besar untuk membawa Aprilia meraih kesuksesan di MotoGP. Dengan pencapaian sebagai juara dunia di belakangnya, ia berharap dapat memanfaatkan pengalaman tersebut untuk meningkatkan performa tim. “Saya ingin membantu Aprilia menjadi salah satu tim teratas di MotoGP dan meraih kemenangan bersama mereka,” ujar Martin.

Dengan bergabungnya Jorge Martin ke Aprilia Racing, semua pihak kini menantikan bagaimana ia akan melanjutkan warisan Aleix Espargaro dan membawa tim menuju kesuksesan lebih lanjut. Tahun 2025 diharapkan menjadi tahun yang penuh tantangan dan peluang bagi Martin dan timnya. Dengan dukungan dari penggemar dan rekan-rekannya, harapan untuk mencapai prestasi tinggi semakin nyata di depan mata.

Jorge Martin Kagumi Ketenangan Francesco Bagnaia dalam Persaingan Sengit MotoGP

Jorge Martin menjadi sorotan menjelang akhir musim MotoGP 2024. Secara terbuka, ia mengungkapkan kekagumannya pada ketenangan rival utamanya, Francesco Bagnaia.

Martin dan Bagnaia, atau yang akrab disapa “Pecco,” telah bersaing ketat untuk meraih gelar juara MotoGP selama dua musim terakhir. Di musim 2023, Bagnaia berhasil mempertahankan gelarnya bersama tim pabrikan Ducati.

Namun, di musim 2024 ini, persaingan semakin memanas. Dengan hanya satu seri tersisa, Martin – yang dijuluki “Martinator” – memimpin klasemen dengan keunggulan 24 poin atas Bagnaia. Hal ini menjadikan Martin kandidat kuat untuk meraih gelar juara di seri final GP Barcelona yang digelar pada 15-17 November 2024.

Meskipun keduanya bersaing ketat hingga seri terakhir, mereka tetap menunjukkan sikap saling menghormati. Martin bahkan menyatakan kekagumannya pada sikap tenang Bagnaia, yang berbeda jauh dengan karakternya yang lebih emosional. Menurut Martin, ketenangan Bagnaia merupakan kualitas yang sangat berharga dalam balapan MotoGP.

“Menurut saya, dia memiliki ketenangan yang luar biasa. Dia seorang pembalap yang bisa tetap tenang dan tidak terbawa emosi, berbeda dengan saya yang lebih cenderung impulsif,” ungkap Martin dalam wawancara yang dikutip dari Motosan, Selasa (12/11/2024).

Martin mengakui bahwa ketenangan yang dimiliki Bagnaia telah berperan besar dalam keberhasilannya meraih dua gelar juara di kelas utama MotoGP. Sebaliknya, karakter Martin yang lebih berapi-api sering kali membuatnya kesulitan dalam mengelola situasi tertentu saat balapan.

“Di saat-saat tertentu, menjaga ketenangan dan menanti waktu yang tepat untuk melakukan serangan menjadi sangat penting. Itu adalah bagian yang sulit bagi saya, karena saya lebih mudah terbawa emosi,” ujar Martin, pembalap asal Spanyol.

Martin juga mengakui bahwa kecenderungannya untuk memberikan segalanya di awal balapan terkadang merugikannya di akhir. ” Dalam hal itu, Bagnaia lebih kuat, dan saya menghargainya karena sudah dua kali menjadi juara MotoGP,” tambah Martin.

Selain itu, Martin menyebut bahwa Bagnaia berada di tim pemenang dengan pengalaman yang matang, sementara ia dan timnya masih tergolong baru dalam persaingan perebutan gelar juara. “Dia berada di tim pemenang, sedangkan kami di sini masih pendatang baru, namun kami sangat antusias,” ujar Martin.

Kini, semua mata tertuju pada persaingan antara Jorge Martin dan Francesco Bagnaia untuk menentukan siapa yang akan menjadi juara MotoGP 2024. Siapakah yang akan meraih kemenangan musim ini?

Bos Ducati Bahkan Sudah Bayangkan Jorge Martin Pakai Motor Aprilia Dengan No 1

Pada 10 November 2024, direktur tim Ducati, Paolo Ciabatti, mengungkapkan pandangannya tentang masa depan Jorge Martin, yang saat ini membalap untuk tim Pramac Ducati. Meski Martin masih terikat kontrak dengan Ducati, Ciabatti mengatakan bahwa dirinya sudah mulai membayangkan skenario yang melibatkan pembalap Spanyol tersebut dengan tim rival, Aprilia, di masa depan, bahkan dengan status juara dunia dengan nomor motor 1.

Jorge Martin, yang saat ini menjadi salah satu pembalap tercepat di grid MotoGP, sedang menjadi incaran sejumlah tim papan atas, termasuk Aprilia. Pembalap berusia 23 tahun ini tampil mengesankan di musim 2024 dengan hasil-hasil podium yang konsisten dan kemenangan yang memikat, sehingga banyak yang memprediksi bahwa ia akan menjadi salah satu kandidat kuat juara dunia dalam beberapa tahun ke depan. Ciabatti mengakui bahwa meskipun Martin sangat berpotensi, Ducati juga harus bersiap menghadapi kemungkinan jika pembalap tersebut memilih untuk bergabung dengan tim lain di masa depan.

Namun, Ciabatti menegaskan bahwa Ducati saat ini masih memprioritaskan Jorge Martin sebagai bagian dari strategi tim mereka. Ducati berkomitmen untuk memberikan dukungan maksimal agar Martin tetap berada dalam tim, dengan harapan ia akan terus bersaing untuk merebut gelar juara dunia pada musim-musim mendatang. Meski demikian, Ciabatti tak menutup kemungkinan bahwa Martin, dengan talenta besar yang dimilikinya, bisa saja bergabung dengan tim lain jika kesempatan itu datang, termasuk Aprilia yang kini menunjukkan performa impresif.

Kepindahan Martin ke Aprilia, yang membawa status juara dunia dengan nomor 1, masih menjadi spekulasi. Namun, apa pun yang terjadi, Ciabatti percaya bahwa Martin akan terus menjadi pembalap top di MotoGP. Ducati pun akan terus berupaya agar Martin tetap menjadi bagian penting dari tim mereka dalam upaya mempertahankan dominasi di kejuaraan dunia MotoGP.

Seberapa Pede Jorge Martin Untuk Juara MotoGP 2024 ?

Barcelona — Pembalap MotoGP Jorge Martin dari tim Pramac Racing menunjukkan rasa percaya diri yang tinggi menjelang sisa musim 2024. Dengan beberapa balapan tersisa, ia berada di posisi yang menjanjikan untuk meraih gelar juara dunia pertamanya.

Martin telah tampil luar biasa sepanjang musim ini, dengan beberapa podium dan kemenangan yang mengukuhkan posisinya di klasemen. Dengan kekuatan motornya dan kemampuan mengatur strategi balapan, ia berhasil mencuri perhatian para penggemar dan analis. Saat ini, ia hanya terpaut beberapa poin dari pemimpin klasemen.

Dalam wawancara terbaru, Martin menyatakan bahwa mental juara menjadi kunci keberhasilannya. Ia mengakui bahwa tekanan untuk menang memang ada, tetapi ia merasa siap menghadapi tantangan tersebut. “Saya menikmati setiap momen di trek dan berusaha memberi yang terbaik. Kemenangan adalah tujuan utama, tetapi saya juga ingin menikmati prosesnya,” ungkapnya.

Walaupun Martin optimis, ia harus bersaing dengan pembalap-pembalap hebat seperti Francesco Bagnaia dan Marc Marquez, yang juga berambisi untuk meraih gelar. Persaingan di MotoGP 2024 ini semakin ketat, dan setiap kesalahan dapat berdampak besar pada klasemen. Martin menyadari pentingnya menjaga fokus dan konsistensi dalam setiap balapan.

Martin merasa didukung penuh oleh tim Pramac Racing dan penggemarnya. Ia mengakui bahwa dukungan tersebut memberi motivasi tambahan untuk tampil lebih baik. “Setiap kali saya melaju di trek, saya merasa ada energi dari tim dan penggemar yang mendukung saya. Ini sangat berarti,” tambahnya.

Dengan kepercayaan diri yang tinggi dan performa yang solid, Jorge Martin bertekad untuk mengubah mimpi menjadi kenyataan. Ia berharap dapat meraih gelar juara dunia MotoGP 2024 dan mengukuhkan namanya dalam sejarah balap motor.

Jorge Martin: Bantuan Morbidelli Tidak Diperlukan

Jorge Martin, pembalap muda asal Spanyol, telah menunjukkan performa yang mengesankan di ajang MotoGP. Dengan bakat dan kerja kerasnya, Martin berhasil menarik perhatian banyak penggemar dan tim-tim besar.

Karirnya yang mulai menanjak membuatnya menjadi salah satu calon juara di masa depan. Di setiap balapan, ia selalu berusaha memberikan yang terbaik dan menunjukkan kemampuannya di lintasan.

Martin menegaskan bahwa ia tidak memerlukan bantuan dari rekan-rekannya, termasuk Franco Morbidelli. Dalam beberapa wawancara, ia menyatakan keyakinannya untuk dapat bersaing secara mandiri.

Martin percaya bahwa setiap pembalap harus mampu mengandalkan kemampuan diri sendiri untuk mencapai kesuksesan.

Sikap ini mencerminkan kepercayaan diri yang tinggi dan tekad yang kuat untuk membuktikan dirinya sebagai salah satu pembalap terbaik di dunia.

Franco Morbidelli, yang merupakan salah satu pembalap berpengalaman, sempat diharapkan dapat memberikan dukungan kepada Martin. Namun, Martin menegaskan bahwa ia tidak ingin bergantung pada orang lain.

Ia ingin membuktikan bahwa dirinya mampu bersaing dengan kemampuan yang dimiliki.

Hal ini menunjukkan bahwa Martin memiliki visi dan misi yang jelas dalam karirnya, serta komitmen untuk mencapai tujuan tersebut tanpa bantuan eksternal.

Meskipun Martin tidak ingin bergantung pada Morbidelli, ia memiliki satu permintaan. Ia berharap agar Morbidelli dapat memberikan ruang bagi pembalap muda untuk berkembang.

Martin menginginkan lingkungan kompetitif yang sehat di mana setiap pembalap dapat belajar dan tumbuh.

Dengan saling menghormati dan mendukung satu sama lain, ia percaya bahwa semua pembalap, termasuk dirinya, dapat mencapai potensi terbaik mereka.

Menanggapi pernyataan Martin, Morbidelli memberikan dukungan penuh terhadap keputusan rekannya. Ia memahami keinginan Martin untuk mandiri dan menghargai sikap percaya diri tersebut.

Morbidelli percaya bahwa setiap pembalap memiliki cara masing-masing dalam mencapai kesuksesan. Ia berharap agar Martin terus berfokus pada perkembangan diri dan tidak ragu untuk meminta bantuan jika diperlukan di masa depan.